Rabu, Januari 16, 2008

Mengelola Keuangan di Usia 20-an

Dikutip dari : http://www.keuanganpribadi.com/

Usia 20-an merupakan usia yang sangat penting dalam perjalanan kehidupan keuangan seseorang. Mengapa? karena setiap keputusan atau kebiasaan yang dilakukan saat usia ini bisa sangat mempengaruhi prilaku dan kebiasaan keuangan di masa datang.
Selama sekolah mulai dari Tk, SD, SMP, SMA dan masa kuliah, tidak pernah kita diperkenalkan dengan ilmu keuangan personal. Semua itu kita dapat dari melihat orang lain, terutama orang tua kita dan berbagai iklan di media masa. Yang harus disadari, bahwa semua itu belum tentu pelajaran keuangan yang baik bagi kita.


Oleh karenanya kami melihat pentingnya bagi orang-orang di usia 20-an untuk belajar dan memahami pentingnya perencanaan keuangan individu bagi mereka. Umumnya, mereka yang berada pada rentang usia 18-24 tahun belum menikah. Walau ada juga yang sudah.
Keuangan individu harus mulai dirancang dan direncanakan sebijak mungkin di rentang usia ini. Bila kita sudah memiliki pendapatan regular, berupa apa saja, mulai dari gaji sampai komisi, semua ini membutuhkan perencanaan agar tercapai keinginan hidup yang lebih baik di masa datang. Mulailah dengan rencana dan lakukan selama perjalanan kehidupan Anda, baik Anda masih sendiri maupun sudah berkeluarga.
Konsumsi vs Komitmen
Di rentang usia ini biasanya kita baru memasuki masa kerja dan mendapatkan pendapatan yang regular. Sebagain besar penduduk Indoensia sudah mengenal bank, demikian pula dengan kita. Dengan pendapatan regular, kita mulai ditawarkan berbagai kemudahan, seperti kartu kredit. Utang mulai menjadi hal yang biasa dbagi kita, karena berbagai kemudahan yang diberikan. Dalam masa ini, biasanya kita lebih mengutamakan diri sendiri dengan berbelanja semua keinginan kita, karena kita merasa ini uang kita. Semua keputusan keuangan diambil karena keinginan, bukan kebutuhan.
Kita lupa, di rentang usia ini, satu hal yang menjadi kelebihan kita adalah waktu. Kita masih memiliki waktu yang cukup panjang untuk dapat merencanakan apa yang kita inginkan dari penghasilan yang kita peroleh setiap bulannya. Jangan hanya melihat keinginan sesaat, tapi lihatlah lebih panjang.
Berpikir lebih panjang, mulailah menentukan tujuan yang kita inginkan di masa datang. Di usia ini, kita memiliki waktu cukup panjang bila memulainya sekarang. Tapi kalau kita menundanya, maka akan besar sekali harga yang harus dikeluarkan. Misalkan kita ingin memiliki uang disaat kita berusia 50 tahun sebesar Rp 1 miliar dan saat ini kita berusia 20 tahun. Kita masih memiliki waktu 30 tahun untuk mencapainya. Dengan asumsi tingkat bunga 10 %, maka kita hanya membutuhkan dana sebesar kira-kira Rp 465.000 setiap bulan untuk diinvestasikan. Tapi bagaimana bila kita menundanya 5 tahun saja, di mana kita mulai menabung secara regular di usia 25 tahun, maka untuk mencapai nilai Rp 1 miliar kita harus menabung kurang lebih Rp 770.000 per bulannya. Dengan asumsi tingkat bunga sama 10 %. Bila Anda menundanya 10 tahun maka nilai tabungan kita akan meningkat lagi menjadi Rp 1.325.00 per bulannya.
Semakin panjang waktu yang dimiliki akan semakin sedikit nilai tabungan yang harus diinvestasikan dengan asumsi tingkat bunga sama dan nilai yang dituju sama. Jadi kalau dilihat dari perhitungan di atas, keinnginan menjadi miliarder tidaklah terlalu sulit, yang dibutuhkan adalah komitmen kita.
Perencanaan Anggaran
Kita baru saja mendapatkan pekerjaan dan memperoleh pemasukan dan jerih payah kita sendiri. Tentunya hal ini akan banyak mempengaruhi gaya hidup yang akan kita jalani. Hal terpenting bagi kita yang baru mulai bekerja adalah mengembangkan sebuah catatan untuk menyeimbangkan pemasukan dengan pengeluaran. Pekerjaan ini sangat membosankan tapi mengikuti berbagai pengeluaran yang Anda lakukan akan banyak memberikan masukan kepada kita akan arah perjalanan keuangan kita di masa datang.
Kami sarankan, kita mulai mencatat semua pengeluaran yang kita lakukan setiap bulannya, tidak ada pengecualian. Semua pengeluaran baik yang kecil mapun besar harus dicatat. Kami menyadari bahwa hal ini tidaklah mudah dan menyenangkan. Tapi kami sangat yakin catatan ini akan memberikan banyak masukan dan pelajaran bagi kita untuk mengelola keuangan lebih bijak lagi di masa datang.
Catatan pengeluaran yang kita buat bisa dilakukan dengan cara yang paling mudah, dengan hanya pinsil dan kertas, atau kita dapat memanfaatkan berbagai program keuangan yang dapat membantu kita untuk mengumpulkan berbagai transaksi pengeluaran yang kita lakukan setiap bulannya.
Setelah membuat catatan pengeluaran, selanjutnya adalah menganalisa pengeluaran yang kita lakukan. Apakah sepatu merupakan hal yang membebani anggaran Anda? Atau tiket konser atau hiburan? Atau belanja untuk makan sehari-hari lebih besar dari makan malam setiap akhir minggu? Bila banyak yang dirasa kurang baik, jangan salahkan diri kita. Bersukurlah sekarang kita dapat melihat hal-hal yang kurang baik dan di jangka panjang kita dapat memperbaikinya.
Ingatlah untuk mengalokasikan untuk diri kita sendiri terlebih dahulu “pay yourself first”. Jangan kita lupa, satu hal terpenting dari pengeluaran yang kita lakukan adalah membayar untuk diri kita sendiri atau menabung. Masukkan anggaran untuk investasi dalam catatan pengeluaran yang telah dibuat.
Aturan dalam mengembangkan perencanaan anggaran adalah sebagai berikut:
Pertama, jujur terhadap diri kita sendiri karena semua ini adalah untuk kita dan masa depan kita. Kalau kita tidak bisa jujur terhadap diri kita sendiri, maka bagaimana kita dapat merencanakan kehidupan yang lebih baik di masa datang?
Kedua, tentukan tujuan keuangan yang realistik dimana kita berkomitmen untuk mencapainya. Hal ini akan jauh lebih baik dari pada menginginkan sesuatu yang “wah” tapi kita tidak memiliki keinginan untuk mencapainya.
Ketiga, usahakan agar kita terbuka untuk berbagai perbaikan. Meninjau ulang berbagai pengeluaran yang kita lakukan adalah langkah bijak untuk merenda perjalanan kehidupan keuangan yang lebih baik di masa datang.
Utang dan Kartu Kredit
Dengan tingkat suku bunga yang mencapai tingkat terendah dalam sejarah, kita tentunya seperti beribu-ribu orang lainnya, memanfaatkan uang orang lain untuk membeli sesuatu, seperti membeli rumah yang lebih baik atau mobil. Dengan mulai naiknya tingkat suku bunga, ada baiknya bila kita meninjau ulang berbagai utang yang kita miliki saat ini.
Salah satu jenis kredit atau utang yang sebaiknya diperhatikan dengan bijak adalah penggunaan kartu kredit. Kartu kredit memiliki banyak sekali kemudahan, tapi jangan kemudahan tersebut malah membuat Anda terlilit utang yang berkepanjangan.
Yang harus diingat, prinsip utang dengan kartu kredit merupakan utang jangka pendek sehingga pelunasannya sebaiknya diusahakan dapat dilakukan kurang dari 3 bulan (mengingat besarnya bunga yang harus dibayar).
Dengan penghasilan regular tentunya akan sangat mudah bagi kita untuk mendapatkan kartu kredit. Banyak sekali kemudahan yang diberikan oleh kartu kredit, tapi banyak orang yang salah dalam memanfaatkannya. Yang tadinya dirasa sangat membantu, tapi ujung-ujungnya malah membuat kita kesulitan.
Di bawah ini kami daftarkan beberapa kemudahan yang diberikan oleh kartu kredit:
Kemudahan dalam bertransaksi dimana pengguna kartu kredit tidak usah membawa uang tunai untuk berbelanja.
Kemudahan dalam melakukan pembayaran yang bisa dilakukan dengan mencicil atau membayar minimun dari tagihan yang dikirim tiap bulannya.
Kemudahan dalam menggunakan dana pihak lain tanpa bunga bila dilakukan pembayaran lunas tiap tagihan datang (grace period).
Kemungkinan mendapatkan berbagai hadiah atau tawaran dengan harga terdiskon khusus bagi pemegang kartu kredit tertentu.
Tingkat keamanan yang cukup tinggi.
Kemudahan untuk mengambil uang tunai melalui ATM. Beberapa informasi berikut perlu diperhatikan:
Pada saat mengambil uang tunai melalui ATM, maka secara langsung dikenakan fee pengambilan yang besarannya sekitar 30 sampai 40 ribu (tergantung institusi penerbit).
Bunga bulanan secara langsung akan berlaku, tidak ada masa tenggang atau grace period pada transaksi melalui ATM.
Bunga yang dikenakan lebih tinggi dari bunga biasa yang dibebankan dalam tagihan pembelanjaan biasa, paling tidak 4 % per-bulan.
Nah dari semua kemudahan yang diberikan, kita sebagai pemakai harus bijak melihat hal ini, sehingga kita dapat memanfaatkannya untuk keuntungan kita.
Inilah beberapa tip berkaitan penggunaan kartu kredit yang bijak. Penggunaan kartu kredit sebaiknya sebagai alat pembayaran keperluan sehari-hari atau biaya bulanan yang sudah dianggarkan. Sehingga apabila tagihan bulanan datang maka dapat dibayar dengan lunas karena memang sudah ada pos anggarannya. Tidak dikenakan biaya bunga apapun.
Kami tidak menganjurkan untuk mengambil uang tunai melalui ATM dengan kartu kredit. Karena selain beban administratif, bunga yang dibebankan juga sangat tinggi. Akan tetapi kemudahan ini tentu saja dapat digunakan terutama di saat kondisi darurat.
Penggunaan lain yang juga kami sarankan adalah kartu kredit untuk keperluan darurat. Dengan memiliki kartu kredit kita memiliki plafon utang yang tersedia langsung untuk kebutuhan darurat. Apabila kita terpaksa menggunakannya maka yang harus selalu diingat adalah kewajiban membayar bunganya saat mencicil setiap bulan.
Nah kalau kita mengikuti saran di atas berkaitan dengan kartu kredit, kami sangat yakin kita dapat merenda keuangan lebih baik lagi di masa depan. Kartu kredit bukan sekadar kartu gaya-gayaan, seperti yang banyak ditawarkan belakangan ini. Tapi merupakan kartu plastik yang bisa menjerumuskan kita ke dalam utang berkepanjangan.
Ketiga topik utama yang kami ulas di atas, merupakan awal dalam membangun kehidupan keuangan yang lebih baik di masa datang. Dengan perencanaan yang dikelola secara baik dan bijak, kami yakin kehidupan keuangan kita di masa datang—berkeluarga—akan semakin nyaman. Semoga bermanfaat.n

Diambil dari Harian Umum Sore Sinar Harapan Rubrik PERENCANAAN KEUANGAN. Rubrik ini diasuh oleh Tim Indonesia School of Life (ISOL) yakni Andrias Harefa, Roy Sembel, M. Ichsan, Heru Wibawa, dan Parpudi Lubis.

Baca Selengkapnya.....

Mengatur ”Cash Flow”

dikutip dari : http://www.keuanganpribadi.com

BEBERAPA waktu lalu penulis menerima beberapa surat elektronik yang esensinya sama, tetapi latar belakangnya berbeda. Esensinya sama, dalam arti semua menanyakan kenapa penghasilan mereka tidak pernah bisa bersisa untuk ditabung dan dipergunakan untuk investasi. Namun, kondisinya tidak sama, karena ”skala” penghasilan pengirim surat tersebut jauh berbeda. Sebagian berpenghasilan ratusan ribu sampai sejuta, sementara yang lain berpenghasilan hingga puluhan juta rupiah.


Anda mungkin merasa wajar ada kalangan yang berpenghasilan ”kecil” memiliki problem dalam pengelolaan keuangannya. Tetapi, boleh jadi sebagian dari Anda merasa heran kok ada kalangan yang penghasilannya sudah puluhan juta rupiah masih merasa tidak cukup. Jika Anda berpandangan seperti itu, maaf, Anda keliru.
Cukup atau tidak cukup, bermasalah atau tidak, sebenarnya bukan bergantung pada berapa besarnya penghasilan, melainkan lebih pada cara memandang dan memperlakukan penghasilan itu sendiri. Konkretnya, betapa pun besarnya penghasilan Anda, jika pengeluaran lebih besar, tentu saja Anda akan mengalami masalah.
Dengan situasi seperti itu pertanyaannya adalah bagaimana sebaiknya mengatur arus uang tunai (cash flow) sehingga penghasilan bisa memenuhi kebutuhan. Galibnya, tidak ada teori yang mujarab untuk menjawab pertanyaan ini, semua sangat bergantung pada kemauan, kesungguhan, dan disiplin. Bila ketiga hal tersebut tidak dimiliki atau tidak diimplementasikan, maka percuma saja memahami berbagai konsep atau teori. Dus, sebelum meneruskan membaca tulisan ini, pastikan dulu Anda memiliki kemauan dan disiplin melakukan apa yang Anda yakini benar. Jangan pernah berpikir, akan ada jurus yang bisa membantu Anda untuk keluar dari permasalahan keuangan jika Anda tidak melakukan apa pun.
Penghasilan vs pengeluaran
Pada dasarnya mengatur arus uang tunai adalah bagaimana membuat penghasilan Anda selalu di atas jumlah pengeluaran. Dengan kata lain, arus kas Anda mesti positif. Untuk tetap membuat arus kas positif ada dua cara yang dapat dilakukan, yakni menaikkan penghasilan dan atau mengurangi pengeluaran.
Karena topik tersebut sudah kerap dibahas di rubrik ini, paparan kali ini menekankan pada bagaimana menata penghasilan dan mengontrol pengeluaran Anda.
Pertama, penghasilan. Pilah penghasilan menjadi dua jenis, yakni penghasilan tetap dan penghasilan tidak tetap. Yang layak Anda pergunakan untuk menjadi basis pengeluaran Anda adalah penghasilan tetap. Dalam hal ini termasuk gaji (jika Anda karyawan/wati), honor tetap, tunjangan tetap, dan lain sebagainya yang tergolong sebagai pemasukan tetap. Konkretnya, penghasilan tidak tetap jangan dijadikan basis sebab sifatnya tidak pasti.
Penghasilan tetap itu bagi lagi menjadi tiga bentuk pengeluaran, yakni untuk konsumsi, tabungan, dan investasi. Berapa pun pembagiannya, yang jelas terlarang digunakan sepenuhnya sebagai konsumsi. Nah, setelah Anda mendapat angka dan persentase tertentu, barulah Anda bisa mengatur pengeluaran.
Rumusnya, besarnya pengeluaran bergantung pada penghasilan. Memang bagi sebagian kalangan ada juga yang menggunakan rumus penghasilan bergantung pada pengeluaran. Dengan kata lain, kalau pengeluaran besar, maka yang bersangkutan akan mengupayakan untuk meningkatkan penghasilan. Tetapi, dalam diskusi kali ini kita gunakan saja rumus standar, yakni pengeluaran bergantung pada besarnya penghasilan tetap.
Kedua, pengeluaran. Pilah juga pengeluaran Anda menjadi dua jenis, yakni pengeluaran tetap dan pengeluaran tidak tetap. Yang termasuk pengeluaran tetap adalah biaya yang tidak bisa tidak harus tersedia, misalnya, untuk makan, transportasi, cicilan rumah, kendaraan, dan lain sebagainya yang bersifat tetap.
Setelah mendata masing-masing jenis pengeluaran tetap per bulan, bandingkan dengan penghasilan tetap Anda. Seharusnya hasilnya positif, dalam arti total pengeluaran masih lebih rendah ketimbang penghasilan tetap yang dialokasikan untuk konsumsi. Namun, jika hasilnya defisit, apa boleh buat, pengeluaran tetap Anda mesti dikorbankan. Di sinilah peran kemauan, kesungguhan, dan disiplin diperlukan. Ringkasnya, jika Anda tidak berminat atau tidak mau merevisi pola pengeluaran Anda, maka arus kas Anda sampai kapan pun akan terganggu.
Penghasilan tidak tetap
Mungkin Anda akan bertanya, bagaimana dengan penghasilan tidak tetap? Galibnya, penghasilan tidak tetap bisa dijadikan sumber penghasilan untuk investasi, bukan sumber untuk membiayai pengeluaran, apalagi pengeluaran tetap. Kalaupun keadaan mendesak, penghasilan tidak tetap yang sudah berubah bentuk menjadi tabungan atau investasi dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran tidak tetap, seperti biaya rumah sakit, ke dokter, dan hal-hal lain yang tidak terduga.
Lebih lanjut, boleh jadi ada yang menanyakan bagaimana dengan biaya rekreasi atau liburan? Benar, ini termasuk pengeluaran tidak tetap, dalam arti tidak mesti dilakukan setiap bulan atau tidak bersifat sama dengan pengeluaran untuk, misalnya, membayar cicilan rumah dan sebagainya. Lebih dari itu, pengeluaran yang sifatnya tidak rutin semacam ini bisa direncanakan dan disiapkan biayanya sejak dini dan mesti dipotong dari penghasilan tetap Anda.
Ringkasnya, mengatur arus kas sebenarnya adalah bagaimana mengklasifikasikan pemasukan dan pengeluaran Anda secara jelas, transparan, dan terencana. Semuanya ada dalam kontrol Anda. Anda akan berhasil jika mampu ”berkelahi” dengan keinginan Anda, mengekang pengeluaran yang sebenarnya tidak penting.
Dengan kata lain, Anda juga bisa mempertimbangkan kategori pengeluaran tetap Anda ke dalam kriteria lebih detail, misalnya pengeluaran penting dan mendesak, pengeluaran yang kurang mendesak, pengeluaran kurang penting, dan sebagainya. Pendeknya, ada bermacam cara. Yang penting Anda mau realistis atau tidak, dan memiliki kemauan atau tidak? Di situ kuncinya.
Dikutip dari Kompas edisi Minggu, 26 Juni 2005.

Baca Selengkapnya.....

Selasa, Januari 15, 2008

Memahami Pentingnya Nilai Waktu terhadap Uang




Setiap keputusan yang Anda ambil pasti akan berdampak di masa datang. Keputusan besar seperti kuliah yang Anda pilih, pasangan hidup yang Anda inginkan atau keputusan untuk memiliki anak, merupakan waktu yang bersejarah bagi Anda dan keluarga, karena akan merubah sebagain besar perjalanan kehidupan Anda. Sedangkan keputusan-keputusan yang kecil akan selalu mengikuti selama perjalanan kehidupan Anda berkeluarga, bisa juga berdampak cukup penting terhadap kehidupan Anda berkeluarga, terutama yang berkaitan dengan keuangan (uang).
Uang yang Anda miliki bisa bekerja untuk Anda atau bekerja melawan Anda. semua ini sangat bergantung dengan pilihan yang Anda tentukan. Bila Anda mengambil keputusan yang benar maka uang yang sedikit akan bertumbuh dan bisa menjadi sumber penghasilan yang cukup di masa datang. Sebaliknya, bila Anda mengambil keputusan yang salah, maka uang Anda miliki akan membebani Anda dengan bunga dan lainnya, sehingga menjauhkan Anda dengan tujuan keuangan yang Anda miliki.
Setiap hari kita selalu dihadapi oleh pilihan-pilihan seputar keuangan; BELANJA atau MENABUNG, BELI atau JUAL. Keputusan ini terlihat adalah keputusan saat itu, tapi keputusan yang Anda ambil sekarang akan berdampak dalam jangka panjang. Hal ini karena, keputusan keuangan yang kita ambil sekarang akan bertambah besar dampaknya dengan berjalannya waktu.
Sebagai illustrasi kami mencoba untuk memberikan apa yang terjadi dalam sebuah permainan golf. Jarak yang diinginkan akan sangat dipengaruhi oleh club yang dipakai. Bila Anda ingin memukul sejauh 180 m mungkin Anda membutuhkan club 4 iron. Sedangkan untuk jarak 125 m Anda menggunakan 9 iron.
Bila terjadi penyimpangan, satu derajat saja maka penyimpangan akan semakin besar dengan jarak yang lebih panjang, dalam hal ini 180 m. Dengan demikian semakin jauh jarak atau waktu, maka akan semakin besar pula penyimpangan yang terjadi. Begitu pula dengan keputusan keuangan yang menyimpang, dalam jangka panjang akan berdampak lebih besar terhadap keuangan Anda dan keluarga.
Cerita favorit seputar pilihan dan keputusan, dampaknya dalam jangka panjang terhadap uang yang Anda miliki adalah dalam hal keputusan untuk berbelanja (spending). Kemudahan yang diberikan oleh pengeluar kartu kredit untuk memiliki kartu kredit membuat Anda menjadi ingin memilikinya. Ditambah lagi dengan prestise yang ditawarkan. Kartu kredit bila tidak digunakan dengan bijak akan sangat membebani Anda dalam hal keuangan di masa datang.
Misalkan saja Anda membelanjakan sebesar Rp 5 juta dengan kartu kredit Anda bulan ini dan membayar nilai minimum pembayaran dari taihan Anda. Dengan bunga tahunan kartu kredit sebesar 36persen dan Rp 125 ribu fee tahunan, maka Anda membutuhkan waktu kira-kira 2,5 tahun untuk melunasi pembelanjaan yang Anda lakukan (Rp 5 juta).
Sebaliknya bila Anda membuat keputusan yang berbeda, maka hasilnya akan berbeda pula dan akan lebih menyenangkan bagi Ada. Bila Anda menginvestasikan Rp 5 juta dalam bentuk Reksadana dengan harapan keuntungan wajar sebesar 15 persen, maka dalam 2,5 tahun dana Anda akan berkembang menjadi sekitar Rp 7,090,000.
Bila Anda membuat keputusan yang sama merubah pola belanja dan menginvestasikan dana Anda setiap tahun sebanyak Rp 5 juta maka dalam jangka waktu 3 tahun mendatang uang Anda akan bertambah menjadi Rp 17,362,500. Bila Anda menyisihkan dana sebesar Rp 5 juta setiap tahun selama 20 tahun maka nilai uang Anda akan berkembang menjadi sekitar Rp 512,218,000.
Ini merupakan contoh klasik dari pilihan kecil, bila dilihat dalam waktu yang panjang, dapat merubah hidup Anda. Anda mungkin tidak mengingat semua keputuan kecil yang Anda ambil seputar belanja atau menabung selama hidup Anda. Tapi satu hal yang sangat penting di sini adalah rahasia terbesar dalam mengelola keuangan keluarga; kekuatan waktu dalam mengembangkan uang Anda (nilai waktu terhadap uang).
Lebih Mudah Cari Uang daripada Cari Waktu
Kebutuhan akan dana untuk masa-masa pensiun seringkali membuat orang kaget, karena besarnya kebutuhan akan dana tersebut. Secara umum mungkin kita bisa menentukan angka satu miliar sebagai target awal. Tapi apa yang terjadi, banyak orang yang merasa bahwa nilai Rp 1 miliar terlalu sulit untuk dicapai, sehingga mereka mengabaikan dan tidak memulai untuk menyisihkan sama sekali.
Hal ini sebenarnya bisa dicapai bila Anda tau caranya dan mau melakukannya. Sekarang kita ambil Rp 5 juta setiap tahun Anda anggarkan untuk tujuan ini. Bila kita hitung, maka sebenarnya kita hanya perlu menyisihkan Rp 96,200 setiap minggu selama satu tahun. Uang sebesar Rp 96,200 tidaklah beban besar bagi sebagian Anda. Hal ini dapat Anda peroleh dengan hanya mengurangi makan malam di luar mingguan atau mengurangi biaya entertaiment.
Bila Anda melakukan ini, dan terus melakukannya setiap tahun selama 25 tahun, maka Anda akan mencapai apa yang Anda inginkan yaitu dana sejumlah Rp 1 miliar. Dalam hal ini yang perlu ditekankan adalah kemauan Anda untuk menyisihkan untuk tujuan masa datang. Pola ini biasa disebut sebagai dollar cost averaging.
Jadi di sini yang sulit dicari adalah waktu. Karena waktu akan memberikan nilai tambah bagi uang Anda. Uang dapat Anda cari atau Anda sisihkan tapi waktu tidak akan bisa Anda kejar. Jadi mulailah lebih dini atau sekarang, sehingga Anda memiliki cukup banyak waktu sebelum waktu pensiun Anda datang.
Waktu Adalah Uang
Setelah membaca ulasan di atas, maka dapat disimpulkan satu konsep keuangan yang sangat penting dalam masalah keuangan personal adalah nilai waktu terhadap uang (time value of money). Dalam memperhitungkan, baik nilai sekarang maupun nilai masa depan maka Anda harus mengikutkan panjangnya waktu dan tingkat pengembalian. Dalam perhitungan uang, nilai satu rupiah yang diterima saat ini akan lebih bernilai dibandingkan dengan satu rupiah yang akan diterima di masa datang.
Dalam setiap keputusan investasi atau alokasi dana untuk tujuan masa depan, selalu melibatkan apakah alokasi dana yang dimulai saat ini dapat diterima dengan adanya ekspektasi tingkat pengembalian di masa datang. Oleh karena itu kita sangat memerlukan sebuah perhitungan yang membedakan nilai total dari dana teralokasi pada waktu yang berbeda. Untuk dapat menghitung kebutuhan alokasi dana guna tujuan masa datang, maka diperlukan sebuah perhitungan yang melibatkan compounding dan discounting.
”Future Value—Present Value”
Nilai masa depan merupakan nilai dari jumlah dana yang ada sekarang pada suatu tanggal tertentu di masa depan dengan mengaplikasikan bunga majemuk (compound interest) dalam satu periode waktu tertentu. Compounding merupakan perhitung nilai masa depan berdasarkan nilai masa kini.
Proses perhitungan nilai masa kini berdasarkan nilai masa depan merupakan proses diskonto arus kas (discounting cashflow). Diskonto arus kas yang dipergunakan juga merupakan bunga majemuk.
FV= PV x (1+i)n, di mana i adalah tingkat suku bunga dan n adalah jumlah periode waktu. Salah satu contoh, sekarang kita mengambil contoh dalam perhitungan ini, misalkan Ibu Anita menempatkan Rp 8 juta dalam bentuk tabungan dengan bunga 6 persen/tahun Berapa jumlah uang akan akan diterima Ibu Anita diakhir tahun ke-lima?FV = PV x (1+i)n= Rp 8,000,000 x (1+0,06)5= Rp 10,705,804.62
Akan tetapi bila perhitungan bunga yang diberikan oleh bank merupakan bunga majemuk yang diperhitungkan setiap 6 bulan (compounded semiannually) dengan bunga 6 persen/tahun, maka bagaimana hasil investasi yang ditempatkan oleh Ibu Anita diakhir tahun ke-lima?FV = PV x (1+i/m)nxm= Rp 8,000,000 x (1+0,06/2)5×2= Rp 10,751,331,03di mana m merupakan jumlah periode perhitungan bunga per-tahun. Bila dihitung perbulan maka m adalah 12.
Konsep Anuitas
Anuitas adalah merupakan satu arus (stream) kas yang tetap setiap periodenya. Beberapa contoh dari perhitungan Anuitas dalam keuangan individu, misalnya cicilan bulanan kredit mobil Anda, rumah dan pembayaran biaya kontrak rumah bulanan. Arus kas ini bisa merupakan arus kas masuk sebagai pengembalian atas investasi maupun arus keluar yang dialokasikan sebagai tujuan investasi.
Nilai masa depan anuitas memberikan nilai dari sebuah perencanaan tabungan yang dilakukan secara tetap, baik besaran dan waktunya selama jangka waktu tertentu. Misalkan Anda memutuskan untuk menyisihkan atau menabung sebesar Rp.10 juta setiap akhir tahun selama 30 tahun untuk persiapan dana di saat Anda pensiun. Dengan asumsi bunga yang bisa didapat adalah sebesar 12 persen/tahun, berapa jumlah dana yang terkumpul setelah 30 tahun?
Perhitungan ini dapat dilakukan dengan rumus dari nilai masa depan Anuitas: FVA = {A x [(1+i)n-1]}/i. Menghitung dengan rumus di atas maka kita mendapatkan jumlah dana setalah 30 tahun sebesar Rp 2,413,326,843. Perhatikan, bahwa dana yang Anda investasikan selama 30 tahun hanya sejumlah Rp 300 juta (Rp.10 juta x 30 tahun). Selisih nilai sebesar Rp 2,113,326,843 merupakan bunga dana didapat dari hasil perhitungan bunga berbunga selama 30 tahun. Bukan main dampak waktu terhadap uang yang Anda miliki.
Bila target nilai Rp 2,1 miliar merupakan dana yang ingin Anda miliki saat pensiun nanti maka menabunglah sebsar Rp 10 juta, tahun selama 30 tahun dengan bunga 12 persen/tahun. Sementara itu, nilai tunai dari sejumlah anuitas (PVA) merupakan kebalikan dari FVA, di mana PVA = {A x (1-[1/(1+i)n])}/ i. Dalam rumus ini i adalah tingkat suku bunga dan n adalah jumlah pembayaran. Jika diperhitungkan dari contoh di atas, maka PVA= {Rp.10 juta x (1-[1/(1,12)30])}/ 0,12 = Rp 80,84 juta.
Logikanya seperti ini, dengan jumlah dana sebesar Rp.80,84 juta yang Anda tempatkan saat ini selama 30 tahun ke depan dengan bunga 12 persen/tahun maka nilai investasi ini akan berjumlah Rp 2,113 miliar (sama dengan perhitungan bila Anda menyisihkan Rp 10 juta selama 30 tahun dengan bunga 12 persen/tahun).
Dilihat dari contoh perhitungan ini, bunga berbunga atau bunga majemuk sangatlah penting untuk dipahami oleh semua individu karena memberikan suatu alternatif perhitungan investasi guna mencapai tujuan keuangan yang Anda dan keluarga miliki.
Semoga penjelasan kali ini memberikan masukan dan tambahan ilmu bagi Anda semua.n

Diambil dari Harian Umum Sore Sinar Harapan Rubrik PERENCANAAN KEUANGAN. Rubrik ini diasuh oleh Tim Indonesia School of Life (ISOL) yakni Andrias Harefa, Roy Sembel, M. Ichsan, Heru Wibawa, dan Parpudi Lubis.

Baca Selengkapnya.....

Lindungi Anak Remaja Anda dari Kesalahan Penggunaan Kartu Kredit

dikutip dari : http://www.keuanganpribadi.com/

Pada saat Tino berusia 19 tahun dan baru memasuki tahun pertama kuliah, dia memperoleh kartu kreditnya yang pertama. “Pada saat itu sebenarnya, saya tidak membutuhkannya, tapi karena kemudahan persyaratan serta mendapatkan berbagai hadiah langsung, membuat saya mengisi formulir kartu kredit tersebut. Beberapa bulan kemudian saya dikirimi kembali formulir kartu kredit, saya mengisinya dan saya kembali mendapatkan kartu kredit”.
Tino menggunakan kartu kreditnya untuk berbagai kebutuhan dan keinginannya dan membayar tagihan tepat waktu walau membayarnya tidak lunas (mencicil). Yang tidak dipahami oleh Tino adalah dengan membayar minimum pembayaran yang mana hanya menutupi

bunganya saja dan tidak banyak berpengaruh terhadap sisa saldo tagihannya. Dengan kemudahan ini membuat Tino mengambil keputusan pembelian tanpa banyak pikir panjang dan membicarakannya dengan orang tuanya.
Tanpa terasa, sisa saldo yang tadinya sedikit, meningkat tajam, yang mengakibatkan dia kesulitan untuk dapat membayar walau hanya cicilan minimumnya. Lama-kelamaan saldonya terus meningkat dan pada saat dimana dia tidak lagi sanggup untuk membayar cicilan minimumnya, dia baru membicarakannya kepada kedua orang tuanya.
Dengan kabar ini, Ibu Anis (ibu dari Tino) merasa frustasi. Pada saat Anda mengirimkan anak Anda untuk kuliah, Anda memberikan banyak nasihat, jangan banyak main, belajar yang benar dan rajin beribadah, tapi Anda lupa untuk membicarakan hal terpenting dalam hal keuangannya yaitu penggunaan kartu kredit.
Untuk itu dalam pembahasan kali ini, kami melihat pentingnya pembelajaran dan diskusi seputar kartu kredit bagi anak-anak remaja anda.
Langkah Pertama
Sudahkah Anda membicarakan perihal kartu kredit dengan anak-anak? Bila belum, sebaiknya Anda mulai mendiskusikannya. Walau remaja masih belum memiliki track record dan sedikit atau tidak memiliki pemasukan regular, perusahaan yang mengeluarkan kartu kredit tetap menargetkan mereka sebagai pemilik baru.
Bila anak remaja Anda gagal membayar tagiahan minimum bulanan yang diharuskan, Anda sebagai orang tua seperti halnya orang tua lainnya harus mengambil keputusan yang berat yaitu membayar lunas atau mencicil tagihan anak remaja Anda.
Apa yang menyebabakan trend kartu kredit berkembang di pasar remaja? Ada beberapa hal yang perusahaan kartu kredit ketahui mengenai pasar anak-anak muda (remaja) dan sudah seharusnya anda sebagai orang tua mengetahuinya.
1. Loyalitas. Pasar kartu kredit bagi orang dewasa semakin tinggi kompetisinya. Dan kebanyakan dari mereka tetap loyal terhadap kartu kredit yang dimilikinya sejak awal, walau dengan berbagai penawaran keuntungan tambahan. Dengan menargetkan pasar remaja, perusahaan mendapatkan nasabah yang lebih muda dan berharap tetap menjadi nasabah sampai mereka mulai bekerja.
2. Persyaratan yang lebih mudah bagi remaja. Dibandingkan dengan orang dewasa yang bekerja, anak remaja akan lebih dipermudah dalam persyaratan kepemilikan kartu kredit. Mengapa? Para perusahaan tersebut memahami bahwa sebagai besar orang tua—setelah membayar biaya kuliah yang mahal—akan membayar hutang kartu kredit yang dimiliki oleh anak-anak remajanya. Walau Anda memiliki pilihan untuk tidak membayarnya, namun dengan tidak membayar lunas hutang kartu kredit anaknya akan mengakibatkan kesulitan bagi anak tersebut di masa datang untuk memperoleh kredit misalkna untuk pembelian mobil atau rumahnya.
3. Remaja mudah terbuai dengan hadiah. Terkadang hanya dengan hadiah kecil seperti kaos atau mug, klien remaja terbujuk untuk mengisi formulir pendaftaran kepemilikan kartu kredit.
4. Remaja terkadang masih kurang tanggung jawabnya dalam hal prilaku keuangan. Dalam hal ini terkadang karena kurangnya pengetahuan dan kebiasaan keuangan yang baik, keuangan remaja bisa saja runtuh. Belanja berlebihan, walau membayar tagihan tepa waktu tapi hanya minimum pembayaran, tanpa disadari saldo hutang kartu kreditnya akan meningkat drastis dalam tahun-tahun mendatang.
5. Sampai saat masih sedikit sekali sekolah yang mengajarkan tentang keuangan personal khususnya kartu kredit. Bila Anda tidak mengajarkan dan memperkenalkan keuangan personal atau yang lebih khusus lagi kartu kredit maka Anda akan melihat bahwa anak Anda mungkin akan belajar dari promosi atau iklan yang mungkin menyesatkan. Sekolah sampai saat ini masih belum bisa di harapkan untuk dapat terlibat dalam pembelajaran keuanga personal.
Jadi apa yang harus dilakukan Anda sebagai orang tua? Kebanyakan orang tua bingung apa yang harus dikatakan atau didiskusikan dengan anak-anak remajanya mengenai kartu kredit. Untuk itu dalam pembahsan berikut akan kita lihat aspek apa saja yang sebaiknya diinformasikan kepada mereka.
Bila saat ini anak remaja Anda sudah terlilit huatng kartu kredit, akan lebih baik bila anda menyelesaikannya dan memberikan informasi yang jelas mengenai hal tersebut. Akan lebih baik bila anda melunasinya sekali dan membangun prilaku dan pandangan baru kepada anak Anda seputar kartu kredit.
Langkah Kedua
Memiliki kartu kredit bagi abak remaja Anda akan membangun kredit histori bagi mereka namum kembali lagi sisi buruknya bila mereka menggunakannya tanpa tanggung jawab dan berlebihan. Untuk itu, ikuti 10 pelajaran berikut ini untuk mempersiapkan anak remaja Anda untuk lebih bertanggung jawab dan berprilaku yang lebih baik mengenai keuangannya.
1. Tunjukkan bagaimana Anda membayar tagihan kartu kredit Anda. Untuk beberapa bulan ada baiknya bila Anda menunjukkan total tagihan keluarga dan bagaimana Anda membayarnya. Biarkan anak Anda melihatnya. Dengan begitu mereka akan belajar untuk menganggarkan dan membayar dengan bijak.
2. Ajarkan anak Anda mengenai anggaran. Dalam hal keuangan personal, anggaran atau pengeluaran yang dilakukan menjadi sangat penting. Berapa yang bisa Anda belanjakan atau berapa yang anda alokasikan untuk belanja merupakan penggunaan yang bisa Anda bayarkan dengan kartu kredit. dengan begitu, bila tagihan datang, Anda dapat membayarnya dengan lunas.
3. Dalam masa kuliah, batasi kepemilikan hanya satu kartu kredit saja. Manfaatkan kemudahan persyaratan yang ditujukan untuk remaja. Tapi ingat jangan menambah kartu baru lagi. Bila Anda ingin memiliki kartu kedua (dimana dua kartu menurut kami sudah cukup) maka Anda dapat mengajukannya pada saat anak Anda mulai bekerja.
4. Batasi limit kartu kredit hanya untuk kebutuhan emergensi.
5. Tentukan apa yang termasuk dalam kebutuhan emergensi atau tidak. Katakan kepada mereka jangan menggunakan kartu kredit hanya untuk bersenang-senang dengan teman di café. Tanpa disadari, yang tadinya tagihannya hanya Rp.500 ribu bisa saja meningkat menjadi jutaan karena bunga dan penalti.
6. Jangan pernah meminjamkan kartu kredit kepada orang lain.
7. Tanda tangani kartu kredit secepatnya. Bila anak Anda sudah mendapatkan kartu kreditnya, tanda tangani secepatnya dibalik kartu. Jangan tunda. Hal ini bisa mengurangi pencuri untuk menggunakan kartu kredit anak Anda.
8. Nasihati anak Anda untuk menyimpan strok pembayaran. Hal ini sangat penting bil terjadi kesalahan dalam tagihan bulanan yang dikirimkan oleh perusahaan. Dengan begitu Anda dapat mengklaim kesalahan tersebut. Bila strok pembayaran tidak lagi dibutuhkan, sobek dan buang sehingga tidak ada orang yang bisa memanfaatkan nomer kartu Anda.
9. Dorong anak Anda untuk membayar tagihan bulanan secara lunas. Banyak kartu kredit yang hanya mengharuskan Anda membayar 5% dari total tagihan bulanan. Untuk jangka pendek mungkin terdengar sangat murah. Namun dalam jangka panjang, Anda bisa tertimbun oleh hutang yang tak berkesudahan.
10. Jelaskan mengenai bunga dan penati yang berlaku di kartu kredit. Saat ini rata-arat bunga kartu kredit sangat tinggi sekitar 3% perbulan. Bila dibungakan majemuk bisa lebih dari 40% pertahunnya. Demikian juga dengan pinati keterlambatan pembayaran. Hindari pengambilan tunai dari ATM dengan kartu kredit Anda, karena beban bunga yang lebih tinggi ditambah biaya transaksi yang cukup besar, sekitar 3% dari pengambilan tunai.
Langkah ketiga
Untuk lebih mengetahui kondisi keuangan anak remaja Anda berkaitan dengan kartu kredit, ada beberapa indikasi yang bisa dilihat bilamana mereka terlilit atau bermasalah dengan hutang kartu kreditnya:
Mereka membayar kurang dari keharusan minimum pembayaran.
Meminjam dari kartu kredit yang satu untuk membayar yang lain.
Mulai terlambat untuk membayar tagihan wala hanya miminumnya saja.
Menunda untuk menyelesaikan tagihan yang tersisa bilamana perusahaan kartu kredit tersebut mengharapkan pembayaran, merupakan kesalahan besar. Perusahaan akan lebih baik bilamana hutangnya masih baru daripa perusahaan tersebut sudah memberikan saldo hutang Anda ke debt collector. Bila Anda berencana untuk menyelesaikan hutang kartu kredit anak Anda, lakukan negosiasi sebelum Anda membayarnya. Dibawah ini ada beberapa tips yang bisa Anda lakukan:
Negosiasikan untuk nilai yang lebih rendah. Katakan kepada perusahaan kartu kredit bahwa Anda bermaksu untuk melunasi hutang anak Anda dengan kondisi dimana perusahaan menghapus bunga serta pinalti yang mungkin ada selama ini.
Buat perjanjian tertulis berapa saldo tagihan yang disetujui serta pola pembayaran yang diingikan. Dan bila tagihan sudah terlunasi maka tidak ada lagi tindakatan atas anak Anda berkaitan dengan kartu kredit tersebut.
Lakukan pembayaran dengan regular atau sekaligus. Dan setelah hutang tersebut terbayar lunas, maka Anda harus melihat apakah anak Anda masih ditagih oleh perusahaan tersebut, kalau “ya” maka Anda harus menghubungi mereka kembali.
Demikianlah beberapa langkah yang menurut hemat kami dapat Anda diskusikan dengan anak remaja Anda seputar kartu kredit.
Pembelajaran ini sangat baik dilakukan saat ini, dimana biaya yang harus ditanggung mungkin akan lebih kecil dibanding bila mereka nanti sudah memasuki masa dewasa atau menikah. Perilaku keuangan yang baik dimulai sejak dini.n
Diambil dari Harian Umum Sore Sinar Harapan Rubrik PERENCANAAN KEUANGAN. Rubrik ini diasuh oleh Tim Indonesia School of Life (ISOL) yakni Andrias Harefa, Roy Sembel, M. Ichsan, Heru Wibawa, dan Parpudi Lubis.



Baca Selengkapnya.....

Jumat, Januari 11, 2008

Masalah Keuangan Yang Perlu Dihindari

Dikutip ulang dari : http://www.keuanganpribadi.com

Persoalan keuangan pribadi sering kali dilupakan dan diabaikan. Padahal bila melihat sebuah perusahaan, pola perencanaan yang dilakukan di perusahaan hampir sama dengan perencanaan yang seharusnya dilakukan dalam keluarga. Dengan keterbatasan sumber pendanaan, perusahaan berusaha untuk dapat mecapai apa yang dicanangkan melalui strategi perencanaan. Seharusnya keluarga juga demikian. Penghasilan bulanan yang diterima setiap bulan secara regular sudah seharusnya Anda alokasikan dengan efisien untuk dapat mencapai semua tujuan yang Anda dan keluarga miliki.


Dalam kaitannya dengan keputusan atau cara pandang keuangan yang Anda lakukan selama ini, kami mencoba memberikan saran-saran dalam beberapa keputusan keuangan yang sebaiknya Anda hindari. Karena menurut hemat kami, keputusan ini akan berdampak terhadap kestabilan keuangan keluarga Anda.
Tidak serius mengatasi perihal hutang (khususnya hutang kartu kredit)
Hutang kartu kredit sangat membahayakan kestabilan keuangan keluarga. mengapa? Memiliki hutang kartu kredit akan membuat Anda stres. Mengetahui bahwa Anda berhutang kepada sebuah perusahaan dan Anda dibebani bunga yang bisa mencapai 40% lebih pertahunnya. Ketakutan Anda tidak dapat melunasi hutang tersebut dan akan selalu menghantui Anda siang dan malam.
Kartu kredit sudah merupakan alat bantu pembayaran yang lazim di sebagian masyarakat kita, bahkan kecenderungannya mereka melihat bahwa kartu kredit sudah merupakan gaya hidup. Ia bahkan memberikan banyak peluang tambahan bagi konsumen pengguna untuk mendapatkan kemudahan baik dalam bertransaksi maupun skema pembayaran yang bisa dicicil.
Salah satu kemudahan dari kartu kredit adalah alat untuk mengambil uang tunai melalui ATM. Tapi Anda harus ingat, mengambil uang tunai dengan kartu kredit melalui ATM sangat membebani Anda. Bila Anda mengambil tunai melalui ATM dengan kartu kredit maka:
Pada saat mengambil uang tunai melalui ATM, maka secara langsung dikenakan fee pengambilan yang besarannya sekitar 30 sampai 40 ribu.
Bunga bulanan secara langsung akan berlaku, tidak ada masa tenggang atau grace period pada transaksi melalui ATM.
Bunga yang dikenakan lebih tinggi dari bunga biasa yang dibebankan dalam tagihan pembelanjaan biasa, paling tidak 4% per bulan. Dimana setahun lebih dari 48% (bunga berbunga).
Jadi bila ditinjau dari hal-hal tersebut diatas maka kami tidak menganjurkan untuk mengambil uang tunai melalui ATM dengan kartu kredit. Karena selain beban administratif yang tinggi, bunga yang dibebani kepada Anda tinggi. Akan tetapi kemudahan ini tentu saja dapat digunakan terutama disaat keadaan sangat darurat.
Jangan terjebak dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh lembaga pengeluar kartu kredit. Sebaiknya sebagai konsumen pemegang kartu kredit Anda harus waspada dan hati-hati. Karena terkadang kemudahan dapat mencelakakan.
Berkaitan dengan penggunaan kertu kredit, kami menyarankan untuk menggunakan kartu kredit sebagai alat pembayaran keperluan sehari-hari atau biaya bulanan yang sudah dianggarkan. Sehingga bila tagihan bulanan datang, Anda dapat langsung membayar lunas. Karena pengeluaran dengan kartu kredit yang Anda lakukan sudah masuk dalam anggaran bulanan yang Anda dan keluarga tetapkan.
Berinvestasi dalam produk yang berisiko tinggi, berharap menjadi cepat kaya
Banyak sekali bermunculan tawaran investasi yang menjanjikan keuntungan yang berlipat ganda melalui iklan-iklan di berbagai media masa. Banyak masyarakat yang tergiur dengan tawaran investasi jenis ini, keuntungan berlipat dalam waktu singkat.
Kami mengharapkan agar Anda sebagai konsumen waspada akan hal ini, teliti sebelum membeli. Karena banyak dari tawaran itu hanya berupa pepesan kosong. Mengharapkan keuntungan berlipat ganda dalam waktu singkat, yang didapat hanyalah kerugian dan dapat mengakibatkan kerusakan tatanan keuangan keluarga yang sudah terbangun.
Masyarakat kebanyakan percaya bahwa untuk mencapai kesusksesan dalam berinvestasi sangat bergantung dengan kemampuan Anda untuk menginvestasikan dalam jumlah besar dan kemampuan Anda untuk mendapatkan keuntungan besar dalam waktu singkat.
Sebenarnya kedua hal ini tidak sepenuhnya benar. Untuk mencapai kekayaan dalam arti keuangan memerlukan waktu dan ketekutan untuk mencapainya. Pola investasi “dollar cost averaging” merupakan solusinya. Yaitu dengan menyisishkan sebagian penghasilan bulanan selama jangka waktu yang Anda tentukan untuk mencapai tujuan yang diimpikan.
Prinsip dasar dari investasi adalah semakin tinggi tingkat pengembalian suatu produk investasi akan diikuti dengan risiko yang tinggi pula. Jadi dapat diyakini bahwa tidak ada investasi, apalagi dengan tingkat pengembalian yang tinggi tapi tanpa resiko. Benar tidak? Tapi mengapa banyak investor maupun individu yang terjerumus ke dalam investasi jenis ini? Banyak sebab yang bisa menjelaskan hal ini. Mungkin saja individu tersebut tidak mengetahui atau mempelajari perihal investasi yang akan dibelinya. Atau mungkin saja mereka terbuai dengan janji-janji yang diberikan. Dalam keadaan ekonomi yang semrawaut seperti sekarang ini, membuat banyak investor individu tergiur karenanya. Keuntungan tinggi yang diharapkan, kerugian atau kehilangan yang didapat.
Menunda-nunda menabung untuk pendidikan anak-anak Anda
Hampir setiap orang mengeluhkan besarnya biaya pendidikan, apalagi bila dibayangkan 15 tahun mendatang saat anak kita mulai memerlukannya. Kunci keberhasilan menyiapkan dana pendidikan sangat sederhana, mulailah mempersiapkannya dari sekarang dan melakukannya dengan konsisten selama jangka waktu yang dibutuhkan. Sekali lagi mulailah sekarang jangan menundanya, minggu depan, bulan depan apalagi tahun depan. Memulai lebih awal memberikan keuntungan dari besarnya dana yang harus disisihkan tiap bulannya untuk mencapai total dana yang diinginkan.
Ikuti contoh berikut: besarnya harga yang harus dibayar akibat kebiasaan menunda-nunda.
Sebut saja tujuan keuangan yang ingin Anda capai adalah menyiapkan biaya pendidikan anak Anda masuk kuliah (universitas). Anak Anda sekarang baru berusia 3 tahun. Anda masih memiliki waktu kurang lebih 15 tahun (saat anak Anda masuk kuliah). untuk menyiapkan biaya masuk kuliah dan selama di perkuliahan. Bila biaya pendidikan diperkirakan sebesar Rp200 juta 15 tahun mendatang, maka bila Anda memulainya sekarang, dengan melakukan investasi secara teratur setiap bulan dengan hasil investasi 15% pertahun maka Anda membutuhkan dana setiap bulannya untuk diinvestasikan sekitar Rp300.000-an. Sedangkan bila Anda menundanya sampai 5 tahun mendatang, dengan bunga investasi sama dan nilai yang ingin dicapai sama maka kebutuhan dana untuk investasikan akan membengkak hampir 3 kali lipat. Bila menundanya 5 tahun untuk memulai maka Anda membutuhkan dana setiap bulannya untuk diinvestasikan sekitar Rp800.000-an. Bagaimana, apakah Anda masih ingin menundanya? Lakukanlah sekarang. Jangan Anda menundanya.

Semoga bermanfaat!!
M.IchsanSumber Pembelajar.com

Baca Selengkapnya.....

Kamis, Januari 10, 2008

Berhentilah Merokok, Demi Hari Tua Anda

Dikutip Ulang Dari : http://www.keuanganpribadi.com/

Dalam artikel sebelumnya mengenai New Year Resolution, saya telah menyebutkan 10 resolusi yang paling popular. Salah satunya adalah berhenti merokok. Dalam kesempatan ini saya akan membahas secara khusus mengenai kebiasaan merokok, dari sisi finansial.

Mungkin para perokok tidak sadar bahwa merokok itu adalah kebiasaan yang harus dibayar mahal. Mengapa? Karena merokok itu dapat menyebabkan kecanduan. Begitu Anda kecanduan rokok, kalau tidak merokok, rasanya beda. Oleh karena itu Anda akan terus-menerus mengkonsumsi rokok.



Asumsi saja dalam sehari, perokok mengkomsumsi 1 kotak rokok yang harganya Rp. 8.000,-. Dalam satu bulan, uang yang dikeluarkan untuk membeli rokok adalah 30 dikali Rp. 8.000, yaitu Rp. 240.000,-. Dalam setahun, perokok akan menghabiskan uang sebesar Rp. 2.880.000,- untuk kebiasaannya.

Selain dari sisi uang, perokok juga harus membayar mahal dalam hal kesehatannya. Pemerintah sudah memberikan peringatan, dan peringatan ini sudah dicantumkan di setiap iklan rokok, bahkan dalam rokoknya itu sendiri. “Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin.” Hasil penelitian telah menunjukan bahwa merokok dapat menyebabkan banyak penyakit yang berbahaya. Pada saat perokok jatuh sakit karena kebiasaannya, mereka harus membayar jutaan untuk berobat.


Sekarang bayangkan apabila perokok bisa menghentikan kebiasaan merokoknya. Artinya perokok tidak perlu mengeluarkan Rp. 240.000,- setiap bulannya untuk membayar rokok. Uang yang dihemat ini dapat diinvestasikan ke reksa dana. Kita asumsikan tingkat kembalian reksa dana 20% per tahun. Apabila umur perokok sekarang adalah 30 tahun dan ingin pensiun pada umur 55 tahun. Dengan menginvestasikan secara rutin Rp. 240.000,- per bulan selama 25 tahun, maka orang tersebut akan mendapatkan hasil sebesar Rp. 2.036.468,810-. Hasilnya sebesar dua milyar!!! Luar Biasa!!!

Apabila Anda memiliki kebiasaan merokok, manakah yang Anda pilih?
1. Hari tua yang sakit-sakitan dan tidak memiliki uang.
2. Hari tua yang sehat dan memiliki uang 2 Milyar untuk biaya pensiun.

Apabila Anda memilih yang nomor 2, jangan ragu lagi. Berhentilah merokok dan investasikan uang yang biasanya Anda gunakan untuk membeli rokok.

NB: Perhitungan hasil investasi pada contoh diatas menggunakan template excel yang saya sediakan dalam ebook “Tips dan Trik Membuat Rencana Keuangan Pribadi Menggunakan Excel”. Anda bisa mendapatkan template ini untuk menhitung rencana keuangan Anda apabila Anda membeli paket panduan pengelolaan keuangan saya yang dijual secara online hanya di:
http://www.keuanganpribadi.com


Baca Selengkapnya.....

Rabu, Januari 09, 2008

Cara Pandang Cerdas dalam Mengambil Keputusan Keuangan

Dikutip dari : http://www.keuanganpribadi.com/

Bila melihat dari sudut padangan keuangan keluarga, sebagian besar dari Anda sudah memiliki pengalaman yang panjang. Dan tentunya sebagain dari Anda juga melakukan kesalahan. Mungkin saja, Anda masih merasa kesal dengan keputusan yang diambil berhubungan dengan investasi saham. Misalkan, saham A yang Anda miliki, Anda jual dengan harga Rp 2000. Tetapi 1 minggu kemudian harga saham A melonjak sangat tinggi, sampai mencapai Rp 3.000.
Walau keputusan itu dirasa sangat menyakitkan,

tapi kesalahan ini tidaklah fatal bila dikaitkan dengan keuangan keluarga —akan tetapi hal ini mungkin saja tidak bisa terhindari walau oleh seoarang analis terbaik di pasar modal sekalipun. Akan tetapi beberapa kesalahan —yang ingin Anda hindari— bisa sangat membebani atau merusak tatanan keuangan keluarga yang telah dibangun. Di bawah ini kami memberikan beberapa kesalahan yang mungkin dilakukan keluarga berkenaan dengan keuangan keluarga:
Menginvestasi penghasilan yang Anda peroleh dari hasil kerja keras setiap bulan hanya karena iklan dan promosi yang menggiurkan—menjanjikan tingkat bunga tinggi dan risiko yang hampir bisa dibilang tidak ada.
Membeli asuransi—life insurance—tidak sesuai dengan kebutuhan Anda. Anda membeli asuransi dengan pertanggungan yang terlalu kecil.
Gagal dalam investasi sedini mungkin, untuk tujuan keuangan jangka panjang, misalnya biaya pendidikan anak atau dana pensiun.
Untungnya kesalahan seperti di atas dapat Anda hindari dengan mengambil atau mempelajari beberapa pengetahuan dasar keuangan keluarga. Seperti halnya, keputusan untuk membeli asuransi, telah kami bahas bagaimana menghitung kebutuhan serta pentinganya asuransi bagi kelangsungan kehidupan keluarga bila terjadi hal-hal tak terduga. Atau untuk perencanaan jangka panjang, seperti dana pendidikan anak atau pensiun, kami juga sudah menjelaskan bagaimana menghitung kebutuhan tersebut dan mengapa menabung lebih dini, memberikan keuntungan yang lebih besar bagi Anda.
Dalam kaitannya dengan kesalahan keputusan keuangan, khususnya investasi, kami mencoba memberikan beberapa pandangan dan langkah untuk berjaga-jaga, agar keputusan yang Anda ambil tidak malah merusak keadaan keuangan keluarga di masa datang. Hal ini berkaitan dengan munculnya berbagai perusahaan “palsu” yang menawarkan investasi dengan tingkat keuntungan tinggi dan dijamin dengan risiko yang bisa dibilang tidak ada.
Aturan Usang yang Dilupakan
Banyak aturan yang sudah lama beredar di masyarakat dan sudah sangat jelas kebutuhannya, tapi hal ini sering kali diabaikan dan terlupakan. Misalnya, bila Anda ingin membeli produk investasi –lakukan investigasi dan analisa. Cobalah untuk mencari tau siapa orang-orang yang berhubungan dengan Anda, apalagi bila Anda mempercayai mereka dengan menempatkan dana dalam jumlah yang besar. Satu hal penting lain adalah mempelajari seluk-beluk bisnis yang dilakukan, seperti halnya kasus QSAR beberapa waktu lalu yang banyak merugikan masyarakat. Jangan pernah menanda tangani surat kecuali Anda sudah membaca dan mempelajarinya.
Kata-kata peringatan ini terdengar cukup keras dan terlalu curiga. Kebanyakan orang sudah terbiasa mempercayai orang lain, terutama bila berkaitan dengan keuangan keluarga. Mempelajari dan melakukan analisa yang berhubungan dengan investasi atau keputusan investasi terdengar sangat banyak memakan waktu dan membosankan. Akan tetapi dengan melakukan hal di atas, awalau hanya sebatas pengetahun dasar, langkah ini dapat menyelamatkan keuangan keluarga Anda di masa datang.
Kenali Perilaku Keuangan Anda
Bila Anda mengikuti perkembangan investasi atau penelitian berkenaan dengan investasi, ternyata prilaku keuangan sangat berperan dalam pengambilan keputusan seseorang mengenai investasi. Terkadang sikap atau keputusan itu mengakibatkan kerugian bagi investor. Sebetulnya, sebelum pengambilan keputusan keuangan, hal ini akan sangat dipengaruhi oleh prilaku emosi atau pengetahuan Anda berkenaan dengan investasi. Dengan mengikut sertakan emosi dalam pengambilan keputusan keuangan yang Anda lakukan tanpa sadar terkadang malah mengakibatkan kerugian.
Overconfidence (percaya diri yang berlebihan) misalnya, merupakan salah satu prilaku emosi yang dapat mengakibatkan kerugian dalam berinvestasi. Kita adalah investor individu, dengan keterbatasan waktu dan pengetahuan membuat kita menjadi sangat rentan akan kerugian dalam berinvestasi. Walau seorang analis handal di bursa saham pun masih sering melakukan kesalahan dalam berinvestasi. Jadi tingkat percaya diri yang berlebihan membahayakan Anda dan tentunya keuangan Anda di masa datang.
Keserakahan atau greed dapat diartikan sebagai tingkat kepercayaan yang terlalu tinggi terhadap pasar modal maupun sarana investasi lain dan hal ini sangat berbahaya terhadap kesehatan keuangan keluarga Anda.
Bila investasi di saham banyak orang yang sangat yakin dan hanya terfokus pada tingkat pengembalian yang diharapkan dan melupakan risiko yang juga terkandung di dalamnya. Mungkin hal ini juga terjadi dengan para investor yang menanamkan uangnya di PT. QSAR, di mana mereka hanya melihat satu sisi mata koin investasi dan terfokus dengan tingkat pengembalian yang fantastis dan melupakan bahwa sebenarnya bisnis agrobisnis juga mungkin mengalami kerugian, malah Bob Sadino mengatakan, berinvestasi di agrobisnis harus siap mengalami kerugian.
Setelah semuanya menjadi bubur, uang investasi masyarakat yang jumlahnya tidak kurang dari Rp.500 miliar menguap, investor baru sibuk menanyakan uang investasinya.
Menurut hemat kami, Anda sebagai individu harus sadar dan melihat kedua sisi mata uang investasi. Tingkat pengembalian tinggi pastinya diimbangi dengan tingkat resiko yang sesuai. Jangan mudah terbuai hanya dengan bujukan atau rayuan penjual tapi pelajari dan telaah terlebih dahulu, jangan mengambil keputusan hanya berdasarkan emosi Anda.
Satu hal yang sering kali membuat kegagalan dalam berinvestasi atau mencapai tujuan keuangan keluarga, menurut hemat kami, adalah kegagalan dan melaksankan langkah terakhir yaitu melaksanakan perencanaa yang telah dibuat.
Mereka membuat sebuah perencanaan yang komprehensif dan memakan waktu yang panjang, akan tetapi mereka lupa untuk melakukan satu hal selanjutnya, yaitu melaksanakan perencanaan tersebut. Beberapa dari mereka sudah menghitung kebutuhan investasi untuk tujuan dana pendidikan anak mereka, tapi mereka tidak melakukannya. Prilaku seperti ini sangat sering terjadi, di mana mereka sering menunda-nunda untuk melaksanakan perencanaan. Mereka mengatakan, besok, minggu depan saya lagi sibuk atau bermacam alasan lain. Kebiasaan untuk menunda-nunda pelaksanaan sebuah perencanaan dapat berakibat fatal untuk keuangan keluarga di masa datang.
Menjaga Diri Dari Penjual Mimpi
Perekonomian Indonesia yang masih kurang baik, bisa menjadi penyebab banyaknya bermunculan berbagai tawaran investasi yang menjanjikan keuntungan yang berlipat ganda dengan “nol” risiko. Banyak masyarakat yang tergiur dengan tawaran investasi jenis ini, keuntungan berlipat dalam waktu singkat.
Kami sebagai perencana keuangan keluarga sangat mengharapkan agar Anda sebagai konsumen waspada akan hal ini, teliti sebelum membeli. Karena banyak dari tawaran itu hanya berupa pepesan kosong. Mengharapkan keuntungan berlipat ganda dalam waktu singkat, yang didapat hanyalah kerugian dan dapat mengakibatkan kerusakan tatanan keuangan keluarga yang sudah terbangun.
Beberapa hal bisa Anda lakukan guna menjaga penghasilan yang Anda dapatkan dari hasil kerja keras setiap bulan dari penjualan investasi hanya memberikan mimpi.
Diversifikasi
Dalam hal ini bukannya mengalokasikan dana yang Anda miliki dalam beberapa jenis aset atau dari kelompok aset yang sama dalam jenis yang berbeda, akan tetapi lebih melihat dari penempatan pada beberapa perusahaan investasi.
Dalam beberapa hal, para penjual investasi dari perusahaan sekuritas bisa saja memberikan janji bahwa fund yang ada di perusahaan tersebut pasti memberikan keuntungan kepada Anda. Tapi ingat bahwa tidak ada yang pasti dalam berinvestasi. Kecuali bila Anda menginvestasikan dalam bentuk tabungan yang masih dijamin oleh pemerintah. Itu juga bila terjadi likuidasi terhadap bank, memerlukan waktu yang cukup lama bagi Anda untuk mendapatkan kembali dana yang dimiliki.
Satu hal penting dalam menjaga diri Anda dari investasi penjual mimpi adalah menahan diri Anda. Perusahaan investasi penjual mimpi selalu melakukan promosi atau iklan di berbagai media masa, baik cetak maupun TV. Semua ini mereka lakukan untuk dapat merekrut investor sebanyak-banyak. Hal ini yang pernah dilakukan oleh Gee Cosmos, di mana mereka melakukan iklan hampir di semua media cetak unggulan yang ada di Jakarta. Memang tidak ada langkah yang pasti untuk dapat mengatasi hal ini. tapi beberapa hal di bawah ini dapat Anda lakukan sebelum Anda mengambil keputusan berkaitan dengan berbagai tawaran investasi yang belum Anda kenal:Pelajari terlebih dahulu setiap tawaran investasi. Jangan terlalu terpengaruh oleh gencarnya iklan yang dilakukan di mana-mana. Yang paling penting adalah apakah Anda menguasai “the rule of the game”. Jangan berinvestasi sebelum Anda memang betul-betul mengerti cara kerja dari investasi tersebut. Ingat, risiko investasi bisa ditekan bila Anda memang menguasai seluk-beluk investasinya.
Bila Anda sudah menguasai cara kerjanya, perhatikan apakah Anda bisa setiap saat memantau atau memonitor perkembangan investasi yang Anda lakukan. Bila sangat sulit untuk memperoleh informasi mengenai perkembangan investasi yang Anda lakukan maka jangan lakukan pola investasi tersebut.
Perhatikan kredibilitas dan bonafiditas dari perusahaan yang menawarkan investasi tersebut. Sebuah perusahaan yang memberikan tawaran investasi kepada masyarakat seharusnya memiliki kredibilitas dan bonafiditas yang baik. Terkadang masyarakat hanya melihat kredibilitas sebuah perusahaan saja akan tetapi tidak mengetahui serta mengenal investasi yang dipilih.
Akhir kata, berhati-hatilah dalam menggunakan atau mengalokasikan pendapatan bulanan Anda. Jangan mudah terbujuk dan menyesalinya kemudian. Semoga ulasan kali ini banyak memeberikan masukan kepada Anda semua. end

Diambil dari Harian Umum Sore Sinar Harapan Rubrik PERENCANAAN KEUANGAN. Rubrik ini diasuh oleh Tim Indonesia School of Life (ISOL) yakni Andrias Harefa, Roy Sembel, M. Ichsan, Heru Wibawa, dan Parpudi Lubis.

Baca Selengkapnya.....

Adakah Investasi Profit Tinggi Tanpa Risiko?

http://www.Keuanganpribadi.com

Pelajaran Berharga dari Investasi bagi Hasil PT. Qurnia Subur Alam Raya
Hukum yang sangat popular dalam sektor investasi, menyatakan bahwa high risk high return, ternyata tidak selamanya diterima oleh masyarakat apalagi mereka yang sekedar tau mengenai investasi.
Beberapa minggu ini (tulisan ini dibuat pada tahun 2002), banyak sekali diberitakan oleh media masa mengenai kebangkrutan PT. Qurnia Subur Alam Raya (QSAR) yang merugikan lebih dari 6000 investor dengan jumlah dana yang diinvestasikan tidak kurang dari Rp.500 miliar. Keinginan untuk mendapatkan profit tinggi, ternyata yang didapat malah kerugian bahkan kehilangan modal ditempatkan.


PT. QSAR merupakan salah satu dari lebih kurang 45 perusahaan yang bergerak dalam agrobisnis yang menawarkan investasi bagi hasil bagi investor yang tertarik. Umumnya tingkat pengembalian yang ditawarkan di luar akal sehat, jauh lebih tinggi dari tingkat pengembalian tabungan maupun deposito.
Dalam klausal kerja sama yang dikeluarkan, PT. QSAR selalu menjanjikan tingkat pengembalian antara 15-20 persen/bulan. Ditambah lagi bahwa investor tidak akan pernah kehilangan dananya walau perusahaan dalam hal ini gagal panen (keuntungan dalam bisnis di sektor agrobisnis sangat tergantung dengan keberhasilan panen). Kerugian mungkin bila terjadi bencana di mana itu semua di luar dari kuasa manjemen.
Menurut penuturan beberapa investor yang menginvestasikan dananya, dalam beberapa bulan pertama mereka menempatkan uang, PT. QSAR selalu memberikan keuntungan setiap bulan. Dari pengalaman itu mereka selalu saja menambah dana yang ditempatkan dan mengajak banyak orang, baik saudara maupun teman sejwat untuk juga ikut menginvestasikan dana di PT. QSAR. Tanpa diduga sebelumnya, PT. QSAR dinyatakan bangkrut di bulan Mei 2002, yang mengakibatkan hampir semua dana yang dikelola tidak dapat dikembalikan. Keuntungan yang diharapkan tidak kunjung datang, apalagi dana yang ditempatkan.
Fenomena investasi seperti ini selalu terulang lagi di Indonesia. Masyarakat kita tidak belajar dari berbagai investasi yang menjerumuskan sebelumnya. Di masa-masa krisis, berbagai bentuk investasi yang tidak masuk akal tumbuh subur bagai jamur di musim penghujan. Sebenarnya, kemungkinan apa saja yang dapat menyebabkan tumbuh suburnya investasi yang menawarkan tingkat pengembalian fantastis tanpa risiko?
Investasi ”Pepesam Kosong”
Kondisi perekonomian yang tidak kunjung pulih dari krisis, menyebabkan masyarakat khususnya yang berduit untuk mencari alternatif investasi. Investasi dengan tingkat pengembalian tinggi menjadi sangat digemari oleh masyarakat berduit walau banyak kejadian di mana perusahaan sejenis hanyalah memberikan janji bukan bukti. Mungkin dalam jangka waktu pendek masih dapat memenuhi janjinya tapi dalam jangka panjang bagaimana?
Karena kebanyak dari jenis investasi seperti ini hanyalah ”gali lubang tutup lubang” yaitu memberikan hasil keuntungan dari dana yang disetor oleh investor yang masuk belakangan. Sehingga sampai suatu waktu di mana perusahaan tidak dapat lagi mengatasi kebutuhan akan uang tunai yang pada akhirnya bangkrut dan merugikan banyak orang atau investor.
Ditambah lagi dengan belum pulihnya sektor perbankan yang menjadi salah satu perantara masyarakat dengan investasi. Dengan banyaknya pelajaran yang diambil di masa krisis di mana bank bisa dilikuidasi dan mengalami kebangkrutan menyebabkan banyak orang yang menjadi takut untuk menempatkan danannya di bank. Walau pemerintah sampai saat ini masih memberlakukan jaminan dana yang ditempatkan di bank, tapi bila melihat kejadian bank yang dilikuidasi sulit untuk mendapatkan uang yang Anda tabung kembali.
Sektor investasi yang lain adalah pasar modal. Di masa krisis yang melanda Indonesia, kegiatan investor yang bermain di pasar modal semakin menurun setiap waktu, bukan hanya investor asing tapi juga sudah menular ke para investor lokal. Para pemodal mencari alternatif investasi yang dapat memenuhi keinginan mereka. Penurunan animo masyarakat terhadap pasar modal diakibatkan juga oleh penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di pasar modal yang secara langsung merugikan masyarakat pemodal.
Demikianlah beberapa kemungkinan yang menyebabkan tumbuh suburnya investasi yang menawarkan mimpi. Masyarakat kita yang kurang belajar serta emosi dan ketamakan dalam berinvestasi dapat mengakibatkan kerugian yang disesali kemudian.
Kebutuhan Akan Pengetahuan
Kejadian PT. QSAR yang mengakibatkan lebih dari 6000 investor yang dirugikan, haruslah diambil pelajaran serta hikmahnya. Berpangku tangan hanya kepada pemerintah tidaklah cukup. Anda sebagai individu yang berpendidikan sudah seharusnyalah Anda mempertimbangkan masak-masak sebelum kerugian menimpa Anda. Ada beberapa indikasi atau pengetahun yang Anda butuhkan sebelum Anda memutuskan untuk berinvestasi. Antara lain:
Anda sebagai pemodal haruslah berhati-hati dalam memilih investasi yang diinginkan. Jangan mudah terperangkap atau terbujuk dengan investasi penjual mimpi, yang sebenarnya sangat tidak wajar dan tidak masuk akal. Bayangkan saja, tingkat pengembalian yang ditawarkan sangatlah tinggi, jauh melebihi tingkat suku bunga yang ditawarkan sektor perbankan.
Anehnya, orang masih saja percaya dengan hal-hal yang spektakuler walau tidak masuk akal. Seakan terhipnotis mereka berbondong-bondong menyetorkan dananya dengan harapan mendapatkan pengembalian tinggi.
Satu hal yang banyak dilupakan oleh para individu adalah risiko. Dengan tingkat pengembalian yang spektakuler, masyarakat melupakan satu mata koin penting lainnya, yaitu risiko. Di mana hukum investasi menyatakan bahwa dengan tingkat risiko tinggi maka tingkat pengembaliannya juga tinggi.
Dalam hal PT.QSAR, di mana dengan tingkat pengembalian yang spektakuler terlihat membuat buta sebagian masyarakat untuk tetap menempatkan dananya di sana dan melupakan satu poin penting lain, risiko. Padahal banyak sekali hal-hal yang perlu Anda perhatikan sebelum mengambil keputusan untuk berinvestasi. Jangan latah dalam mengambil keputusan berkaitan dengan investasi, jangan sampai untung yang diharap, buntung yang datang.
Dalam mengambil keputusan investasi Anda perlu melakukan penelaahan sehingga keputusan yang diambil dapat memenuhi keinginan Anda. Satu hal yang sangat janggal dalam pengelolaan bisnis PT. QSAR adalah bentuk pendanaanya.
Logika akal sehat akan mempertanyakan, mengapa pengelola atau pemilik usaha mencari dana yang lebih mahal dari masyakarat (harus memberikan tingkat pengembalian di atas 50 persen), sementara suku bunga kredit bank hanyalah berada di bawah 25 persen? Kejanggalan ini sepertinya tidak diambil pusing oleh masyarakat pemodal. Yang ada dalam benak mereka hanyalah keuntungan fantastis dalam waktu pendek.
Hal lain yang perlu diperhatikan dan dipelajari dengan benar adalah jangan mudah terpengaruh karena perkataan atau pernyataan seseorang.
Dalam hal PT. QSAR, banyak para pejabat dan tokoh politik yang turut mendukung (walau secara tidak langsung) dengan ikut datang dalam peresmian serta peninjauan bisnis yang dilakukan. Mereka-mereka ini dipakai sebagai salah satu ajang promosi sehingga pengelola mendapatkan kepercayaan melalui kejadian ini.
Dengan tumbuhnya kepercayaan masyarakat, maka dengan sangat mudah bagi pengelola untuk mendapatkan aliran dana dari masyarakat guna menunjang usahanya. PT. QSAR sangat sukses dalam menggunakan strategi ini, di mana masyarakat berbondong-bondong menempatkan dananya yang menurut pemberitaan totalnya lebih dari Rp.500 miliar. Dalam hal ini, masyarakat pemodal sangat tidak rasional dan menjadi seorang pemimpi.
Pengetahuan akan investasi yang Anda pilih menjadi sangat penting bagi keuangan Anda di masa depan. Salah satu faktor yang perlu pertimbangan dalam-dalam adalah memahami bagaimana pengelola investasi dapat memberikan tingkat pengembalian serta dana yang Anda tempatkan di saat waktu jatuh tempo. Dalam hal ini Anda sebagai pemodal harus menanyakan arus kas yang dilakukan oleh pengelola investasi.
Sebagai pemodal Anda harus mengetahui bagaimana dana Anda dikelola untuk mendapatkan arus kas bagi keuntungan Anda. arus kas ini sangat diperlukan agar Anda mendapatkan keuntungan yang Anda harapkan, bukannya kerugian atau kehilangan.
Salah satu hal lain adalah prospektus. Sebagai sebuah perusahaan yang mengumpulkan dana masyarakat maka sudah seharusnya mereka memberikan penjelasan mengenai bisnis yang dilakukan. Informasi yang harus diberikan mulai dari rencana penggunaan dana yang terkumpul, bagaimana dana tersebut dioperasikan, bagaimana mekanisme penggunaannya, apa saja risiko yang terkandung, berapa besar potensi keuntungannya, dan lainnya. Dalam hal ini PT. QSAR tidak melakukan hal ini, yang ada hanyalah saling percaya antara pengelola dan Anda sebagai pemodal.
Hikmah dan Pelajaran
Dalam melihat dan menelaah kejadian bangkrutnya PT. QSAR yang beberapa minggu ini menjadi berita utama hampir di semua media cetak, kita sebagai masyarakat harus dapat mengambil pelajaran serta hikmah dari semua kejadian ini. Jangan sampai kejadian yang merugikan banyak orang ini terulang dan mengakibatkan kerugian besar bagi pemodal.
Sebagai masyarakat pemodal, Anda seharusnya jangan mudah untuk tergiur dan latah dalam melakukan investasi. Dengan iklan atau promosi yang jor-joran menawarkan sebuah investasi dengan keuntungan spektakuler berhati-hatilah, jangan sampai Anda terjerumus dalam investasi pepesan kosong.
Filter utama yang harus Anda ketahui, jangan menggunakan emosi dalam mengambil keputusan berkenaan dengan investasi tapi gunakan perhitungan rasional dalam mengambil tindakan. Ketamakan masyarakat yang menginginkan tingkat pengembalian fantastis dalam waktu pendek dan tanpa risiko harus dapat diatasi oleh diri mereka sendiri. Bersikap rasionalah dalam mengambil keputusan investasi, apalagi yang menyangkut kelangsungan hiduap keluarga Anda.Dalam berinvestasi, Anda sebagai investor haruslah mempelajari seluk beluk investasi yang ingin Anda pilih. Pertimbangan serta pengambilan keputusan berdasarkan pengetahuan Anda akan jenis investasi tertentu harus dilakukan dan tentunya ketahui secara detail bagaimana investasi tersebut dioperasikan.
Seperti halnya PT. QSAR, dari dana yang Anda setorkan, pengelola menginvestasikan dengan pola seperti apa, apakah hasil panen pertanian atau peternakan itu di ekspor? Kemana? Bagaimana bila gagal panen? Walau dijamin oleh pengelola, bagaimana bentuk jaminannnya? Serta perlu juga Anda mengentahui secara nyata bahwa tanah, tempat berkebun dan berternak haruslah Anda periksa dengan sesungguhnya.
Nah akhirnya, Anda sebagai pemodal yang dalam jumlah kecil maupun yang besar pastinya memiliki apa yang biasa disebut dalam investasi toleransi Anda terhadap risiko.
Ada masyarakat yang berani mengambil risiko tinggi tentunya dengan tingkat pengembalian yang tinggi pula. Anda yang berprilaku seperti ini biasanya disebut investor agresif. Dan ada klasifikasi lain yaitu, konservatif dan moderat. Seperti halnya PT. QSAR jelas bahwa ini merupakan investasi yang sangat tinggi risikonya. Mengapa? Karena dalam bisnis agrobisnis, keuntungan sangat dipengaruhi oleh keberhasilan dari panen.
Dalam hal ini pengaruh alam menjadi faktor utama selain tentunya kejelian pengelola dalam memilih bahan pangan apa yang akan ditaman serta pengetahun pengelola mengenai agrobisnis. Sekali saja Anda mengalami gagal panen, maka sudah hilang semua uang yang Anda tempatkan. Harus diingat bahwa dalam berinvestasi selalu saja ada dua mata uang, yaitu tingkat pengembalian dan risiko. Keduanya tidak dapat dipisahkan.
Demikianlah ulasan keuangan kali ini. Kami sangat prihatin atas segala kerugian yang dialami oleh para investor. Dalam kaitannya dengan ini, kami tidak dapat memberikan solusi tapi yang sudah seharunya kami lakukan adalah dengan memberikan gambaran serta menarik pelajaran dari kejadian bangkrutnya PT. QSAR. Semoga cukup bermanfaat. (*)

Diambil dari Harian Umum Sore Sinar Harapan Rubrik PERENCANAAN KEUANGAN. Rubrik ini diasuh oleh Tim Indonesia School of Life (ISOL) yakni Andrias Harefa, Roy Sembel, M. Ichsan, Heru Wibawa, dan Parpudi Lubis.

Baca Selengkapnya.....

Selasa, Januari 08, 2008

“Wealth Management”, Pola Mengelola Orang Kaya

Dikuyip Dari: Keuangan Pribadi.com
Bank nasional kini mulai melirik wealth management. Sasaran tembak mereka adalah orang-orang berduit. Barangkali ini merupakan kue yang amat lezat untuk diperebutkan oleh bank-bank nasional dewasa ini. Tetapi apa wealth management yang itu?
Sesungguhnya wealth management bukan lagi produk baru bagi dunia perbankan. Wealth management merupakan produk perbankan yang khusus ditujukan kepada mereka yang memiliki banyak dana atau uang tetapi kurang begitu mengerti bagaimana harus mengembangkan atau membiakkannya. Untuk itu kelompok kaya ini diberi berbagai fasilitas khusus dan memadai. Sudah barang tentu juga layanan yang lebih pribadi baik bersifat perbankan maupun nonperbankan. Itu saja. Lalu apa bedanya dengan private banking? Ya sama saja. Begitu pula dengan preferred banking dan privillage banking.


Kelompok menengah ke atas memang menjadi sasaran tembak untuk produk wealth management yang manis ini. Kelompok tersebut bisa pengusaha, pedagang, wiraswasta, dan eksekutif. Mengapa? Karena mereka dikategorikan memiliki penghasilan sebesar 50.000 dollar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 550 juta setahun. Oleh karena itu Anda yang masuk kategori ini tidak perlu cemas untuk mengembangkan dana atau uang Anda. Tinggal panggil customer service bank yang menjadi preferensi Anda. Dan bank bersangkutan akan segera menyambut, merencanakan, mengembangkan dan menjaga segala keinginan (wants) dan kebutuhan (needs) Anda.
Dana atau uang Anda akan ditangani secara serius oleh wealth manager yang berpengalaman dalam membiakkan dana. Bersama dengan wealth manager, Anda akan diajak untuk mengenali (identify) keinginan dan kebutuhan finansial Anda sendiri. Hal ini dirancang sedemikian rupa sehingga sesuai dengan rencana pengembangbiakan dana Anda sendiri. Ringkasnya, nasabah akan dimanja dengan advis finansial sebelum sampai pada tahap investasi.
Segera setelah itu dana tersebut dikembangkan dan diinvestasikan oleh wealth manager dalam berbagai bentuk portofolio antara lain deposito, reksadana, obligasi, dan produk- produk treasury. Ini merupakan tahap kedua.
Tahap terakhir adalah menetapkan berbagai strategi untuk menjaga atau melindungi kekayaan (wealth) yang telah diperoleh. Salah satu strategi yang ditawarkan antara lain bergabung dengan bancassurance. Produk ini merupakan produk asuransi yang juga dipasarkan lewat kantor cabang bank yang merupakan saluran distribusi (distribution channel). Oleh karena itu hanya bank-bank pemilik banyak kantor cabang yang mampu mengembangkan produk ini dengan efektif.
Ada produk lain yang tidak kalah menarik, yaitu unit link. Produk yang menjanjikan bukan saja perlindungan asuransi namun juga investasi. Inilah yang kini menjadi produk unggulan para perusahaan asuransi nasional bekerja sama dengan bank nasional. Perlindungan ini bukan saja terhadap kekayaan yang makin menggembung tetapi juga perlindungan terhadap nasabah dan keluarga. Dengan demikian muncul pula produk dana pensiun yang ditawarkan. Serba uenak, kan?
Pemain
Pemain di produk yang makin dilirik ini sesungguhnya masih dapat dihitung dengan jari kedua tangan. Sebut saja Bank Mandiri yang sedang meningkatkan wealth management, Bank BNI dengan private banking, dan Bank Niaga dengan preferred circle. Sudah dapat dipastikan bahwa bank asing nasional tidak mau kalah bersaing dengan bank nasional. Katakanlah Standard Chartered Bank, Jakarta telah menyelenggarakan talk show dengan tema WOW alias Wealth on Wealth Management pada 11 Oktober 2003 di Kafe Tenda Semanggi, Jakarta. Sebelumnya bank asing nasional ini menggeber informasi mengenai wealth management melalui berbagai harian.
Konsep yang ditawarkan oleh bank asing nasional yang bertaraf internasional dan berpusat di London ini adalah merencanakan (plan), mengembangkan (grow), dan melindungi (secure). Gebrakan jitu bank tersebut mau tidak mau, cepat atau lambat akan menggegerkan bank asing nasional lainnya pada khususnya terlebih bank nasional pada umumnya. Dapat diduga bahwa produk yang menggiurkan ini akan menjadi rebutan bank-bank lainnya. Sangat umum dalam consumer banking, kalau suatu produk atau jasa sedang boom, maka bank-bank lain akan melirik, mempertimbangkan, dan ikut mengembangkannya. Dengan demikian persaingan di produk legit ini akan makin heboh dan menantang.
Peluang bisnis
Boleh disebut bahwa pemain di produk wealth management yang makin oye ini masih sedikit. Apa artinya? Artinya peluang bisnis di sektor ini masih sangat luas alias terbuka lebar. Pada prinsipnya pemain di produk wealth management ini lebih dituntut untuk mengembangkan layanan prima (service excellence) untuk memuaskan nasabah. Bukan hanya itu, intinya adalah untuk mempertahankan nasabah. Takut lari? Sudah tentu karena mempertahankan nasabah terkadang lebih sulit daripada mendapatkan nasabah baru.
Oleh karena itu pemain lama apalagi pemain baru sudah seharusnya mempertimbangkan berbagai upaya untuk menciptakan nilai tambah (value creation). Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan nilai suatu produk atau jasa yang ditawarkan kepada nasabah kelas menengah ke atas. Salah satu faktor penting yang harus dikembangkan adalah teknologi informasi. Faktor yang satu ini dipercaya mampu meningkatkan layanan prima, kecepatan antaran (service delivery), dan tingkat layanan (service level) produk atau jasa.
Peringatan
Namun, rasanya bank nasional perlu mencermati hasil penelitian yang dilakukan oleh Boston Consulting Group. Sejak Januari 2000, kelompok milioner dunia telah kehilangan 5,3 triliun dollar AS sebagai akibat pasar keuangan dunia yang cenderung menurun. Jumlah itu bukan sedikit. Tidak berhenti di situ. Revenue dari wealth management telah terjun bebas sejak tahun 1999 sampai sebesar 14 persen.
Penelitian ini dilakukan terhadap lebih dari 80 lembaga terkemuka yang menyelenggarakan wealth management di Amerika Utara, Eropa, dan Asia serta sejumlah kecil di Amerika Latin. Dikemukakan lebih lanjut bahwa permintaan yang terus meningkat terhadap wealth manager untuk segera melakukan revisi mengenai strategi investasi mereka di pasar-pasar mapan di Eropa dan Amerika Utara (GARP Risk Review, September/Oktober 2003).
Berhati-hatilah nasabah
Data itu mengandung arti apa? Artinya bank-bank penyelenggara produk wealth management sudah seharusnya lebih berhati-hati dalam mengelola, mengembangkan, dan melindunginya. Bagaimana kiatnya? Ya dengan menerapkan manajemen risiko sebagaimana mestinya. Sudah semestinya pula para nasabah belajar mengenal apa itu manajemen risiko secara singkat namun jelas dan terarah. Nasabah sudah selayaknya minta informasi mengenai berbagai jenis dan cara investasi (lihat Tabel 1). Sadarilah nasabah bahwa itu belum cukup. Lebih dari itu, nasabah sangat perlu untuk mengetahui dan mengerti berbagai risiko yang bakal dihadapi. Risiko besar atau kecil. Jangan lupa pepatah yang mengatakan high risk high return yang masih berlaku sampai saat ini.
Sudah barang tentu para nasabah kelas paus ini jangan segan-segan minta berbagai informasi penting menyangkut pajak dan hukum terkait dengan berbagai portofolio. Informasi semacam ini akan menambah wawasan finansial mereka sehingga makin memudahkan pengambilan suatu keputusan untuk masuk ke suatu portofolio tertentu.
Selain itu, satu hal yang barangkali perlu memperoleh perhatian dan pertimbangan khusus bagi nasabah adalah berusaha untuk belajar mengenali risk appetite masing-masing. Mengapa perlu? Karena masing-masing nasabah memiliki risk appetite yang berbeda satu sama lain. Tidak semua nasabah menjadi risk taker sejati sekalipun dana atau uangnya berjibun.
Yang tidak kalah penting adalah kiat memilih bank tempat dana nasabah akan disimpan dan dikembangkan lebih jauh (lihat Tabel 2). Dengan mengetahui dan memahami berbagai hal mengenai produk wealth management ini dari bagaimana produk itu dirancang dan direncanakan untuk dikembangbiakkan melalui berbagai jenis investasi beserta risiko yang melekat di dalamnya sampai dengan perlindungan yang akan diperoleh, nasabah akan mampu tidur pulas.
Tak dapat disangkal lagi bahwa produk wealth management ini akan makin marak dan digemari di masa mendatang. Produk ini bagaikan kue yang gurih dan manis bukan saja bagi bank yang bergairah untuk mencicipinya tetapi juga bagi nasabah kelas menengah ke atas. Dengan demikian akan tercipta win win antara nasabah dan bank bersangkutan dalam menangani dana besar itu yang dipercayakan. Tunggu apalagi?

Dikutip dari Kompas edisi 26 Februari 2004. Ditulis oleh Paul Sutaryono, Pengamat dan Praktisi Perbankan.

Baca Selengkapnya.....