Jumat, Januari 11, 2008

Masalah Keuangan Yang Perlu Dihindari

Dikutip ulang dari : http://www.keuanganpribadi.com

Persoalan keuangan pribadi sering kali dilupakan dan diabaikan. Padahal bila melihat sebuah perusahaan, pola perencanaan yang dilakukan di perusahaan hampir sama dengan perencanaan yang seharusnya dilakukan dalam keluarga. Dengan keterbatasan sumber pendanaan, perusahaan berusaha untuk dapat mecapai apa yang dicanangkan melalui strategi perencanaan. Seharusnya keluarga juga demikian. Penghasilan bulanan yang diterima setiap bulan secara regular sudah seharusnya Anda alokasikan dengan efisien untuk dapat mencapai semua tujuan yang Anda dan keluarga miliki.


Dalam kaitannya dengan keputusan atau cara pandang keuangan yang Anda lakukan selama ini, kami mencoba memberikan saran-saran dalam beberapa keputusan keuangan yang sebaiknya Anda hindari. Karena menurut hemat kami, keputusan ini akan berdampak terhadap kestabilan keuangan keluarga Anda.
Tidak serius mengatasi perihal hutang (khususnya hutang kartu kredit)
Hutang kartu kredit sangat membahayakan kestabilan keuangan keluarga. mengapa? Memiliki hutang kartu kredit akan membuat Anda stres. Mengetahui bahwa Anda berhutang kepada sebuah perusahaan dan Anda dibebani bunga yang bisa mencapai 40% lebih pertahunnya. Ketakutan Anda tidak dapat melunasi hutang tersebut dan akan selalu menghantui Anda siang dan malam.
Kartu kredit sudah merupakan alat bantu pembayaran yang lazim di sebagian masyarakat kita, bahkan kecenderungannya mereka melihat bahwa kartu kredit sudah merupakan gaya hidup. Ia bahkan memberikan banyak peluang tambahan bagi konsumen pengguna untuk mendapatkan kemudahan baik dalam bertransaksi maupun skema pembayaran yang bisa dicicil.
Salah satu kemudahan dari kartu kredit adalah alat untuk mengambil uang tunai melalui ATM. Tapi Anda harus ingat, mengambil uang tunai dengan kartu kredit melalui ATM sangat membebani Anda. Bila Anda mengambil tunai melalui ATM dengan kartu kredit maka:
Pada saat mengambil uang tunai melalui ATM, maka secara langsung dikenakan fee pengambilan yang besarannya sekitar 30 sampai 40 ribu.
Bunga bulanan secara langsung akan berlaku, tidak ada masa tenggang atau grace period pada transaksi melalui ATM.
Bunga yang dikenakan lebih tinggi dari bunga biasa yang dibebankan dalam tagihan pembelanjaan biasa, paling tidak 4% per bulan. Dimana setahun lebih dari 48% (bunga berbunga).
Jadi bila ditinjau dari hal-hal tersebut diatas maka kami tidak menganjurkan untuk mengambil uang tunai melalui ATM dengan kartu kredit. Karena selain beban administratif yang tinggi, bunga yang dibebani kepada Anda tinggi. Akan tetapi kemudahan ini tentu saja dapat digunakan terutama disaat keadaan sangat darurat.
Jangan terjebak dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh lembaga pengeluar kartu kredit. Sebaiknya sebagai konsumen pemegang kartu kredit Anda harus waspada dan hati-hati. Karena terkadang kemudahan dapat mencelakakan.
Berkaitan dengan penggunaan kertu kredit, kami menyarankan untuk menggunakan kartu kredit sebagai alat pembayaran keperluan sehari-hari atau biaya bulanan yang sudah dianggarkan. Sehingga bila tagihan bulanan datang, Anda dapat langsung membayar lunas. Karena pengeluaran dengan kartu kredit yang Anda lakukan sudah masuk dalam anggaran bulanan yang Anda dan keluarga tetapkan.
Berinvestasi dalam produk yang berisiko tinggi, berharap menjadi cepat kaya
Banyak sekali bermunculan tawaran investasi yang menjanjikan keuntungan yang berlipat ganda melalui iklan-iklan di berbagai media masa. Banyak masyarakat yang tergiur dengan tawaran investasi jenis ini, keuntungan berlipat dalam waktu singkat.
Kami mengharapkan agar Anda sebagai konsumen waspada akan hal ini, teliti sebelum membeli. Karena banyak dari tawaran itu hanya berupa pepesan kosong. Mengharapkan keuntungan berlipat ganda dalam waktu singkat, yang didapat hanyalah kerugian dan dapat mengakibatkan kerusakan tatanan keuangan keluarga yang sudah terbangun.
Masyarakat kebanyakan percaya bahwa untuk mencapai kesusksesan dalam berinvestasi sangat bergantung dengan kemampuan Anda untuk menginvestasikan dalam jumlah besar dan kemampuan Anda untuk mendapatkan keuntungan besar dalam waktu singkat.
Sebenarnya kedua hal ini tidak sepenuhnya benar. Untuk mencapai kekayaan dalam arti keuangan memerlukan waktu dan ketekutan untuk mencapainya. Pola investasi “dollar cost averaging” merupakan solusinya. Yaitu dengan menyisishkan sebagian penghasilan bulanan selama jangka waktu yang Anda tentukan untuk mencapai tujuan yang diimpikan.
Prinsip dasar dari investasi adalah semakin tinggi tingkat pengembalian suatu produk investasi akan diikuti dengan risiko yang tinggi pula. Jadi dapat diyakini bahwa tidak ada investasi, apalagi dengan tingkat pengembalian yang tinggi tapi tanpa resiko. Benar tidak? Tapi mengapa banyak investor maupun individu yang terjerumus ke dalam investasi jenis ini? Banyak sebab yang bisa menjelaskan hal ini. Mungkin saja individu tersebut tidak mengetahui atau mempelajari perihal investasi yang akan dibelinya. Atau mungkin saja mereka terbuai dengan janji-janji yang diberikan. Dalam keadaan ekonomi yang semrawaut seperti sekarang ini, membuat banyak investor individu tergiur karenanya. Keuntungan tinggi yang diharapkan, kerugian atau kehilangan yang didapat.
Menunda-nunda menabung untuk pendidikan anak-anak Anda
Hampir setiap orang mengeluhkan besarnya biaya pendidikan, apalagi bila dibayangkan 15 tahun mendatang saat anak kita mulai memerlukannya. Kunci keberhasilan menyiapkan dana pendidikan sangat sederhana, mulailah mempersiapkannya dari sekarang dan melakukannya dengan konsisten selama jangka waktu yang dibutuhkan. Sekali lagi mulailah sekarang jangan menundanya, minggu depan, bulan depan apalagi tahun depan. Memulai lebih awal memberikan keuntungan dari besarnya dana yang harus disisihkan tiap bulannya untuk mencapai total dana yang diinginkan.
Ikuti contoh berikut: besarnya harga yang harus dibayar akibat kebiasaan menunda-nunda.
Sebut saja tujuan keuangan yang ingin Anda capai adalah menyiapkan biaya pendidikan anak Anda masuk kuliah (universitas). Anak Anda sekarang baru berusia 3 tahun. Anda masih memiliki waktu kurang lebih 15 tahun (saat anak Anda masuk kuliah). untuk menyiapkan biaya masuk kuliah dan selama di perkuliahan. Bila biaya pendidikan diperkirakan sebesar Rp200 juta 15 tahun mendatang, maka bila Anda memulainya sekarang, dengan melakukan investasi secara teratur setiap bulan dengan hasil investasi 15% pertahun maka Anda membutuhkan dana setiap bulannya untuk diinvestasikan sekitar Rp300.000-an. Sedangkan bila Anda menundanya sampai 5 tahun mendatang, dengan bunga investasi sama dan nilai yang ingin dicapai sama maka kebutuhan dana untuk investasikan akan membengkak hampir 3 kali lipat. Bila menundanya 5 tahun untuk memulai maka Anda membutuhkan dana setiap bulannya untuk diinvestasikan sekitar Rp800.000-an. Bagaimana, apakah Anda masih ingin menundanya? Lakukanlah sekarang. Jangan Anda menundanya.

Semoga bermanfaat!!
M.IchsanSumber Pembelajar.com