Selasa, Januari 15, 2008

Lindungi Anak Remaja Anda dari Kesalahan Penggunaan Kartu Kredit

dikutip dari : http://www.keuanganpribadi.com/

Pada saat Tino berusia 19 tahun dan baru memasuki tahun pertama kuliah, dia memperoleh kartu kreditnya yang pertama. “Pada saat itu sebenarnya, saya tidak membutuhkannya, tapi karena kemudahan persyaratan serta mendapatkan berbagai hadiah langsung, membuat saya mengisi formulir kartu kredit tersebut. Beberapa bulan kemudian saya dikirimi kembali formulir kartu kredit, saya mengisinya dan saya kembali mendapatkan kartu kredit”.
Tino menggunakan kartu kreditnya untuk berbagai kebutuhan dan keinginannya dan membayar tagihan tepat waktu walau membayarnya tidak lunas (mencicil). Yang tidak dipahami oleh Tino adalah dengan membayar minimum pembayaran yang mana hanya menutupi

bunganya saja dan tidak banyak berpengaruh terhadap sisa saldo tagihannya. Dengan kemudahan ini membuat Tino mengambil keputusan pembelian tanpa banyak pikir panjang dan membicarakannya dengan orang tuanya.
Tanpa terasa, sisa saldo yang tadinya sedikit, meningkat tajam, yang mengakibatkan dia kesulitan untuk dapat membayar walau hanya cicilan minimumnya. Lama-kelamaan saldonya terus meningkat dan pada saat dimana dia tidak lagi sanggup untuk membayar cicilan minimumnya, dia baru membicarakannya kepada kedua orang tuanya.
Dengan kabar ini, Ibu Anis (ibu dari Tino) merasa frustasi. Pada saat Anda mengirimkan anak Anda untuk kuliah, Anda memberikan banyak nasihat, jangan banyak main, belajar yang benar dan rajin beribadah, tapi Anda lupa untuk membicarakan hal terpenting dalam hal keuangannya yaitu penggunaan kartu kredit.
Untuk itu dalam pembahasan kali ini, kami melihat pentingnya pembelajaran dan diskusi seputar kartu kredit bagi anak-anak remaja anda.
Langkah Pertama
Sudahkah Anda membicarakan perihal kartu kredit dengan anak-anak? Bila belum, sebaiknya Anda mulai mendiskusikannya. Walau remaja masih belum memiliki track record dan sedikit atau tidak memiliki pemasukan regular, perusahaan yang mengeluarkan kartu kredit tetap menargetkan mereka sebagai pemilik baru.
Bila anak remaja Anda gagal membayar tagiahan minimum bulanan yang diharuskan, Anda sebagai orang tua seperti halnya orang tua lainnya harus mengambil keputusan yang berat yaitu membayar lunas atau mencicil tagihan anak remaja Anda.
Apa yang menyebabakan trend kartu kredit berkembang di pasar remaja? Ada beberapa hal yang perusahaan kartu kredit ketahui mengenai pasar anak-anak muda (remaja) dan sudah seharusnya anda sebagai orang tua mengetahuinya.
1. Loyalitas. Pasar kartu kredit bagi orang dewasa semakin tinggi kompetisinya. Dan kebanyakan dari mereka tetap loyal terhadap kartu kredit yang dimilikinya sejak awal, walau dengan berbagai penawaran keuntungan tambahan. Dengan menargetkan pasar remaja, perusahaan mendapatkan nasabah yang lebih muda dan berharap tetap menjadi nasabah sampai mereka mulai bekerja.
2. Persyaratan yang lebih mudah bagi remaja. Dibandingkan dengan orang dewasa yang bekerja, anak remaja akan lebih dipermudah dalam persyaratan kepemilikan kartu kredit. Mengapa? Para perusahaan tersebut memahami bahwa sebagai besar orang tua—setelah membayar biaya kuliah yang mahal—akan membayar hutang kartu kredit yang dimiliki oleh anak-anak remajanya. Walau Anda memiliki pilihan untuk tidak membayarnya, namun dengan tidak membayar lunas hutang kartu kredit anaknya akan mengakibatkan kesulitan bagi anak tersebut di masa datang untuk memperoleh kredit misalkna untuk pembelian mobil atau rumahnya.
3. Remaja mudah terbuai dengan hadiah. Terkadang hanya dengan hadiah kecil seperti kaos atau mug, klien remaja terbujuk untuk mengisi formulir pendaftaran kepemilikan kartu kredit.
4. Remaja terkadang masih kurang tanggung jawabnya dalam hal prilaku keuangan. Dalam hal ini terkadang karena kurangnya pengetahuan dan kebiasaan keuangan yang baik, keuangan remaja bisa saja runtuh. Belanja berlebihan, walau membayar tagihan tepa waktu tapi hanya minimum pembayaran, tanpa disadari saldo hutang kartu kreditnya akan meningkat drastis dalam tahun-tahun mendatang.
5. Sampai saat masih sedikit sekali sekolah yang mengajarkan tentang keuangan personal khususnya kartu kredit. Bila Anda tidak mengajarkan dan memperkenalkan keuangan personal atau yang lebih khusus lagi kartu kredit maka Anda akan melihat bahwa anak Anda mungkin akan belajar dari promosi atau iklan yang mungkin menyesatkan. Sekolah sampai saat ini masih belum bisa di harapkan untuk dapat terlibat dalam pembelajaran keuanga personal.
Jadi apa yang harus dilakukan Anda sebagai orang tua? Kebanyakan orang tua bingung apa yang harus dikatakan atau didiskusikan dengan anak-anak remajanya mengenai kartu kredit. Untuk itu dalam pembahsan berikut akan kita lihat aspek apa saja yang sebaiknya diinformasikan kepada mereka.
Bila saat ini anak remaja Anda sudah terlilit huatng kartu kredit, akan lebih baik bila anda menyelesaikannya dan memberikan informasi yang jelas mengenai hal tersebut. Akan lebih baik bila anda melunasinya sekali dan membangun prilaku dan pandangan baru kepada anak Anda seputar kartu kredit.
Langkah Kedua
Memiliki kartu kredit bagi abak remaja Anda akan membangun kredit histori bagi mereka namum kembali lagi sisi buruknya bila mereka menggunakannya tanpa tanggung jawab dan berlebihan. Untuk itu, ikuti 10 pelajaran berikut ini untuk mempersiapkan anak remaja Anda untuk lebih bertanggung jawab dan berprilaku yang lebih baik mengenai keuangannya.
1. Tunjukkan bagaimana Anda membayar tagihan kartu kredit Anda. Untuk beberapa bulan ada baiknya bila Anda menunjukkan total tagihan keluarga dan bagaimana Anda membayarnya. Biarkan anak Anda melihatnya. Dengan begitu mereka akan belajar untuk menganggarkan dan membayar dengan bijak.
2. Ajarkan anak Anda mengenai anggaran. Dalam hal keuangan personal, anggaran atau pengeluaran yang dilakukan menjadi sangat penting. Berapa yang bisa Anda belanjakan atau berapa yang anda alokasikan untuk belanja merupakan penggunaan yang bisa Anda bayarkan dengan kartu kredit. dengan begitu, bila tagihan datang, Anda dapat membayarnya dengan lunas.
3. Dalam masa kuliah, batasi kepemilikan hanya satu kartu kredit saja. Manfaatkan kemudahan persyaratan yang ditujukan untuk remaja. Tapi ingat jangan menambah kartu baru lagi. Bila Anda ingin memiliki kartu kedua (dimana dua kartu menurut kami sudah cukup) maka Anda dapat mengajukannya pada saat anak Anda mulai bekerja.
4. Batasi limit kartu kredit hanya untuk kebutuhan emergensi.
5. Tentukan apa yang termasuk dalam kebutuhan emergensi atau tidak. Katakan kepada mereka jangan menggunakan kartu kredit hanya untuk bersenang-senang dengan teman di café. Tanpa disadari, yang tadinya tagihannya hanya Rp.500 ribu bisa saja meningkat menjadi jutaan karena bunga dan penalti.
6. Jangan pernah meminjamkan kartu kredit kepada orang lain.
7. Tanda tangani kartu kredit secepatnya. Bila anak Anda sudah mendapatkan kartu kreditnya, tanda tangani secepatnya dibalik kartu. Jangan tunda. Hal ini bisa mengurangi pencuri untuk menggunakan kartu kredit anak Anda.
8. Nasihati anak Anda untuk menyimpan strok pembayaran. Hal ini sangat penting bil terjadi kesalahan dalam tagihan bulanan yang dikirimkan oleh perusahaan. Dengan begitu Anda dapat mengklaim kesalahan tersebut. Bila strok pembayaran tidak lagi dibutuhkan, sobek dan buang sehingga tidak ada orang yang bisa memanfaatkan nomer kartu Anda.
9. Dorong anak Anda untuk membayar tagihan bulanan secara lunas. Banyak kartu kredit yang hanya mengharuskan Anda membayar 5% dari total tagihan bulanan. Untuk jangka pendek mungkin terdengar sangat murah. Namun dalam jangka panjang, Anda bisa tertimbun oleh hutang yang tak berkesudahan.
10. Jelaskan mengenai bunga dan penati yang berlaku di kartu kredit. Saat ini rata-arat bunga kartu kredit sangat tinggi sekitar 3% perbulan. Bila dibungakan majemuk bisa lebih dari 40% pertahunnya. Demikian juga dengan pinati keterlambatan pembayaran. Hindari pengambilan tunai dari ATM dengan kartu kredit Anda, karena beban bunga yang lebih tinggi ditambah biaya transaksi yang cukup besar, sekitar 3% dari pengambilan tunai.
Langkah ketiga
Untuk lebih mengetahui kondisi keuangan anak remaja Anda berkaitan dengan kartu kredit, ada beberapa indikasi yang bisa dilihat bilamana mereka terlilit atau bermasalah dengan hutang kartu kreditnya:
Mereka membayar kurang dari keharusan minimum pembayaran.
Meminjam dari kartu kredit yang satu untuk membayar yang lain.
Mulai terlambat untuk membayar tagihan wala hanya miminumnya saja.
Menunda untuk menyelesaikan tagihan yang tersisa bilamana perusahaan kartu kredit tersebut mengharapkan pembayaran, merupakan kesalahan besar. Perusahaan akan lebih baik bilamana hutangnya masih baru daripa perusahaan tersebut sudah memberikan saldo hutang Anda ke debt collector. Bila Anda berencana untuk menyelesaikan hutang kartu kredit anak Anda, lakukan negosiasi sebelum Anda membayarnya. Dibawah ini ada beberapa tips yang bisa Anda lakukan:
Negosiasikan untuk nilai yang lebih rendah. Katakan kepada perusahaan kartu kredit bahwa Anda bermaksu untuk melunasi hutang anak Anda dengan kondisi dimana perusahaan menghapus bunga serta pinalti yang mungkin ada selama ini.
Buat perjanjian tertulis berapa saldo tagihan yang disetujui serta pola pembayaran yang diingikan. Dan bila tagihan sudah terlunasi maka tidak ada lagi tindakatan atas anak Anda berkaitan dengan kartu kredit tersebut.
Lakukan pembayaran dengan regular atau sekaligus. Dan setelah hutang tersebut terbayar lunas, maka Anda harus melihat apakah anak Anda masih ditagih oleh perusahaan tersebut, kalau “ya” maka Anda harus menghubungi mereka kembali.
Demikianlah beberapa langkah yang menurut hemat kami dapat Anda diskusikan dengan anak remaja Anda seputar kartu kredit.
Pembelajaran ini sangat baik dilakukan saat ini, dimana biaya yang harus ditanggung mungkin akan lebih kecil dibanding bila mereka nanti sudah memasuki masa dewasa atau menikah. Perilaku keuangan yang baik dimulai sejak dini.n
Diambil dari Harian Umum Sore Sinar Harapan Rubrik PERENCANAAN KEUANGAN. Rubrik ini diasuh oleh Tim Indonesia School of Life (ISOL) yakni Andrias Harefa, Roy Sembel, M. Ichsan, Heru Wibawa, dan Parpudi Lubis.