Rabu, Maret 19, 2008

Anda dan Tujuan Keuangan Anda Menabung Adalah Solusinya

Dikutip dari : http://www.keuanganpribadi.com

Apa tujuan keuangan keluarga Anda? Menyiapkan dana untuk pendidikan anak-anak? Menyiapkan dana untuk masa pensiun nanti? Semua ini membutuhkan dana. Tapi berapa besar dana yang cukup untuk semua tujuan yang dimiliki? Berapa pun besarnya jumlah yang dirasa cukup, Anda harus memulainya dari satu titik.

Anda sebagai sebuah keluarga harus dapat menciptakan kekayaan bagi keluarga Anda sendiri. Baik Anda sudah memiliki dana sebagai investasi awal atau Anda memulainya dari nol, menjadi kaya atau mencapai kesejahteraan keuangan berarti Anda harus memulai untuk menabung—menyisihkan dana secara regular untuk diinvestasikan guna mencapai tujuan.

Menentukan Tujuan

Menurut hemat kami terdapat tiga aspek tujuan yang sebaiknya Anda perhatikan. Pertama, tujuan keuangan jangka panjang, tujuan keuangan jangka pendek dan yang terpenting adalah menentukan berapa besar tabungan guna mencapai tujuan yang diinginkan.

Bila Anda berkonsultasi kepada para agen atau sales people atau bahkan perencana keuangan, mereka sering kali menampilkan sebuah nilai yang membuat Anda menjadi takut. Misalkan Anda ingin menyiapkan dana untuk pendidikan anak Anda di luar negeri 17 tahun mendatang. Kebutuhan total dana kira-kira Rp 1,9 miliar.

Hanya mendengar nilai tersebut maka Anda akan merasa sangat terbebani dan bisa menjadi bumerang, di mana Anda semakin tertekan dan tidak melaksanakan perencanaan persiapan dana pendidikana untuk anak Anda.

Tapi lain halnya bila Anda diinformasikan seperti ini, untuk menyiapkan dana pendidikan ke luar negeri, maka Anda harus menyisihkan secara regular sekitar Rp 2,8 juta selama 17 tahun. Dengan melihat penghasilan bulanan yang didapat maka presentasi seperti ini lebih memberikan motivasi kepada Anda untuk melaksanakan tujuan menabung tersebut secara regular sampai tercapai tujuan dana pendidikan tersebut.

Jadi di sini tujuan keuangan jangka panjang yang dimiliki adalah merupakan pecahan dari berbagai tujuan menabung yang harus dilakukan setiap bulan—jangka pendek—sampai tercapai tujuan tersebut.

Jadi jangan hanya menyatakan tujuan jangka panjang saja, tapi perhatikan juga tujuan menabung jangka pendek yang dapat dilakukan.

Pendapatan dan Kekayaan

Tidak seorangpun menjadi kaya hanya karena penghasilannya besar. Kekayaan menjadi nyata bila Anda menyimpan atau menyisihkan dana setiap bulan dan menginvestasikannya. Banyak orang berpikir, menurut hemat kami kurang logik “Bila saja saya menghasilakn lebih banyak maka semua keadaaan akan lebih baik”. Realitanya, dengan meningkatnya pendapatan pasti akan selalu dibarengi dengan kenaikan standar hidup atau gaya hidup. Sehingga Anda akan tetap membutuhkan hampir semua penghasilan bulanan yang Anda peroleh dengan kerja keras. Kenyataannya, bila individu atau keluarga gagal merencanakan menabung—saving goals—maka mereka hanya akan menambah utangnya.

Bila Anda mendapatkan promosi maka dengan standar hidup baru Anda harus membeli mobil yang lebih mempresentasikan jabatan Anda. Mobil baru dengan kredit. utang. Kemudian, Anda berpikir dengan posisi sekarang ini maka saya harus membeli rumah yang lebih bagus. Dengan pola pikir dan kebiasaan seperti ini, sulit untuk mencapai apa yang diinginkan, yaitu kekayaan atau kesejahteraan masa datang.

Sangat tidak benar bila Anda berpikir bahwa kekayaan akan datang dengan sendirinya karena penghasilan Anda besar serta tetap mempertahankan prilaku keuangan Anda. Anda harus berubah menjadi lebih baik dan lebih bertanggung jawab.

Percaya dengan kami, untuk mencapai kekayaan atau kesejahteraan, jangan belanjakan seluruh penghasilan bulanan Anda, sisihkan dan investasikan untuk masa depan. Jadi bila Anda ingin menjadi kaya (dalam artian material) di masa datang, dua hal dan hanya dua hal yang harus Anda rubah dan tingkatkan pertama, rubah prilaku Anda terhadap uang atau perubahan pada diri Anda sendiri. Kedua, tingkatkan persentasi tabungan dibandingkan dengan total penghasilan.

Diskon versus Menabung

Kami mencoba untuk memberikan contoh di mana sebenarnya membeli sesuatu dengan diskon belum tentu berhemat atau menabung. Mal-mal besar di sekitar Jakarta sering kali memberikan pekan sale atau pesta diskon, di mana mal tersebut untuk jangka waktu tertentu memberikan diskon bisa mencapai 70 persen dari harga regular untuk berbagai barang yang ada. Banyak orang yang datang dan tentunya ingin memanfaatkan pesta diskon ini. Setelah mereka berbelanja, mereka mengatakan, “kami menghemat Rp 200.000 untuk membeli tas ini! Harganya hanya Rp 500.000. Tapi apakah mereka benar-benar menghemat Rp 200.000?

Satu-satunya kejadian di mana Anda berhemat dengan membeli barang dengan diskon adalah dari awal memang Anda membutuhkannya. Membeli popok buat anak Anda yang sebelumnya Rp 111 ribu menjadi Rp 95.000, Anda berhemat sebesar Rp 16.000. Tapi pergi ke mal dan membeli tas yang sebenarnya Anda tidak perlukan dengan harga Rp 500.000 (dengan diskon), tidaklah menghemat Rp 200.000.

Kami bukannya mengatakan bahwa sebaiknya Anda tidak berbelanja pada saat pesta diskon. Berbelanja pada saat diskon adalah ide yang baik, terutama bila Anda mendapatkan apa yang dari awal Anda butuhkan dengan harga yang lebih murah. Hanya saja, pastikan apa yang Anda beli memang dibutuhkan. Melewatkan membeli tas dengan harga Rp 500.000 (setelah diskon), di mana tas tersebut tidak dibutuhkan adalah berhemat sebesar Rp 500.000 dan bisa ditabung untuk tujuan masa datang.

Strategi untuk Menabung

Trik untuk menabung adalah mengetahui bagaimana caranya dan membuatnya menjadi kebiasaan. Terdapat banyak cara yang kurang lebih sudah pernah kami dibawa dalam beberapa artikel terdahulu untuk dapat mencapai tujuan yang ada.

Satu hal penting yang harus diperhatikan adalah jadikan menabung sebagai prioritas Anda.

Menabung secara sistematis

Sekaranglah Anda harus memulai untuk menabung. Banyak orang gagal melakukan dan tetap menabung karena mereka memaksakan dirinya dengan jalan mengurangi kebutuhan setiap bulan. Mereka memangkas sedikit pengeluaran di sini dan di sana. Walau sudah melakukan hal itu tetap saja mereka hanya dapat menyisihkan sedikit setiap bulan.

Mungkin ada baiknya bila Anda merubah skenario menabung. Bila dipelajari Anda membayar orang lain terlebih dahulu bukannya diri Anda sendiri. Anda membayar tukang roti bila Anda membeli roti, Anda membayar tukang potong rambut langganan Anda apabila selesai menata rambut Anda. Tapi pertanyaan, kapan Anda membayar untuk diri Anda sendiri?

Jadi sudah sebaiknyalah Anda membayar untuk diri Anda sendiri sebelum Anda membayar untuk orang lain.

Menurut hemat kami, ada jalan di mana Anda dapat membayar untuk diri Anda sendiri, dengan menyisihkan 10 persen dari penghasilan n setiap bulan di depan. Jangan setelah Anda menggunakannya selama sebulan atau apa yang tersisa, tapi Anda harus menyisihkannya di muka.

Dengan minimal 10 persen yang Anda bayarkan untuk diri Anda, maka Anda akan memelihara angsa petelur emas yang akan menjadikan Anda kaya. Dan dengan sisa yang 90 persen Anda gunakan untuk membayar orang lain. Anda tidak akan merasakan perubahan yang berarti dengan tingkat kehidupan Anda.

Dengan 10 persen yang Anda sisihkan, Anda akan memelihara seekor angsa bertelur emas. Tapi dengan satu syarat mutlak yang harus dipegang, jangan pernah mengambil dari dana yang Anda sisihkan sebesar 10 persen setiap bulan untuk masa depan. Dengan 10 persen yang Anda sisihkan setiap bulan akan membuat Anda berkecukupan di masa depan, di saat masa pensiun datang.

Memanfaatkan utang (kartu kredit)dengan bijak. Kredit atau berutang dapat dipergunakan untuk keuntungan keluarga tapi di lain pihak juga sangat berbahaya. Mengetahui kapan saat yang tepat dan bijak untuk mempergunakan kredit menjadi sangat dibutuhkan.

Utang akan selalu mengikuti perubahan kehidupan yang kita jalani. Akan tetapi utang yang diambil haruslah sejalan dengan tujuan masa depan yang telah Anda tentukan. Misalnya saja KPR atau utang kepemilikan rumah. Bila sesuai dengan kebutuhan dan tujuan keuangan maka hal ini merupakan keputusan bijak. Tapi menggali lubang dengan menggunakan kartu kredit untuk memenuhi gaya hidup yang tidak dapat Anda penuhi akan sangat berbahaya bagi keuangan keluarga di masa depan. Perhatikan baik-baik hal ini sebelum Anda berutang.

Investasikan tabungan Anda

Menempatkan dana yang Anda sisihkan setiap bulan di bank terdengar seperti keputusan yang bijak. Tapi bila ditelaah lebih jauh, berbagai bank sekarang ini hanya menawarkan tingkat bunga berkisar di 7-8 persen pertahun tentunya sebelum pajak. Dengan pajak final 20 persen maka rata-rata bunga bank hanya berkisar di 6 persen-an. Bila diperhitungkan tingkat inflasi pertahun, yang berada di kisaran 7 persen maka tabungan yang Anda hasilkan tidak dapat mengimbangi inflasi. Setiap tahun secara nilai bertambah tapi secara daya beli Anda berkurang.

Itulah sebabnya mengapa memilih instrumen investasi yang tepat sesuai dengan tingkat toleransi Anda terhadap risiko dan jangka waktu investasi menjadi sangat penting. Kami ingin sedikit memberikan illustrasi berkaitan dengan tingkat suku bunga dan kaitannya dengan jangka waktu investasi. Sebagai contoh, bila Anda memiliki dana saat ini sebesar Rp 100 juta dan Anda menginvestasikan di tabungan dengan tingkat bunga 8 persen selama 20 tahun. Setelah 20 tahun maka Anda akan memperoleh dana sekitar Rp 466 juta (pajak diabaikan). Bila Anda menginvestasikan di instrumen investasi yang memberikan bunga 12 persen maka Anda akan memperoleh sekitar Rp 964 juta (pajak diabaikan). Jadi dengan perubahan tingkat suku bunga yang diberikan serta jangka waktu yang sama memberikan total dana yang sangat jauh berbeda. Semakin panjang jangka waktu investasi semakin besar perbedaan total dana yang didapat. n

Diambil dari Harian Umum Sore Sinar Harapan Rubrik PERENCANAAN KEUANGAN. Rubrik ini diasuh oleh Tim Indonesia School of Life (ISOL) yakni Andrias Harefa, Roy Sembel, M. Ichsan, Heru Wibawa, dan Parpudi Lubis.